The name tag |
Pukul 7 Pagi, kami sudah tiba di RS Hasan Sadikin, saat itu kami dibantu oleh salah satu kerabat suami saya untuk mengurus semua administrasi BPJS. Jadi kami tinggal duduk manis di ruang instalasi bedah sentral yang terletak di lantai 4, di area UGD. Disana, masih sangat sepi, kami sengaja datang pukul 7, karena berdasarkan hasil informasi terakhir yang kami update, saya mendapat giliran pertama operasi. Dan ternyata, jadwalnya molor. Sepertinya, mereka memprioritaskan pasien rawat inap terlebih dahulu. Sejak pukul 7.30, dokumen saya sudah siap. I already wear my patient bracelet, tahu kan yang berwarna biru muda (atau bisa jadi warna lain), dengan nama dan tanggal lahir serta nomer record pasien kita tertulis disana, and there is also a barcode which I dont know the function. Mungkin saat barcode itu di tapping ke sebuah alat, data pasien akan automatically muncul di layar komputer.
Pintu bagian depan Instalasi Bedah Sentral |
sesaat sebelum operasi |
Terdapat 4 bed di ruang tunggu yang berada di selasar. keempatnya, disekat oleh tirai berwarna peach. Suster meminta saya untuk menunggu di bed nomer kedua dari kiri, karena telah menunggu sejak pukul 7 pagi dan baru dipanggil pukul 11, maka saya yang sudah cukup lelah tersebut memutuskan untuk berbaring. Kepala saya sudah berdenyut keras, pusing. Selain karena lelah menunggu, berpuasa hampir 12 jam membuat saya kehilangan banyak cairan. Untungnya tidak lama kemudian ada 2 petugas yang datang dan segera memasang infus, untuk mengganti cairan tubuh saya. Tidak lama setelah dipasang infus, saya memutuskan untuk tidur karena saya kembali harus menunggu hingga para dokter selesai menjalankan shalat jumat.
ruang tunggu tempat keluarga pasien menunggu |
Ada 3 orang dokter pria yang akan mengerjakan operasi ini dibantu oleh 2 orang perawat, satu orang laki-laki dan perempuan. Paling tidak itu yang saya saksikan sesaat sebelum diberikan obat bius. kedua tangan saya diminta direntangkan, Lengan kanan kemudian saya dipasang alat tensi darah yang akan memantau tekanan darah saya selama operasi berlangsung. Tangan kiri diberikan penjepit di jari telunjuk serta 3 kabel yang ditempet di bagian ketiak kiri, dan 2 di bagian dada kanan dan kiri yang berfungsi untuk mengukur detak jantung. Tidak lama, saya mendengar suara itu. nit.. nit.. nit.. nit.. suara detak jantung saya dari monitor jantung, yang menandakan jantung itu masih hidup dan bekerja dengan baik.
after surgery |
Tidak lama kemudian salah satu dokter berkata, "kita mulai ya bu, operasinya. Obat biusnya akan kami masukan, rasanya akan sedikit sakit". Saya menengok ke arah jam dinding di sebelah kiri, waktu menunjukan pukul 12.25, lalu saya mengarahkan pandangan saya ke tangan kiri saya yang sudah berbalut selang infus, dokter pun menyuntikan cairan bius. Perlahan rasa sakit menggerogoti tangan saya, seperti ada yang menjalar, saya ingat saya sempat meringis kesakitan sampai kemudian semua terasa gelap.
Saya terbangun karena mendengar suara suami saya berbicara dengan seseorang. Lalu saya merasakan sakit, dan kantuk hebat bersamaan. Saya ingin bangun tapi tidak bisa, lalu saya melihat di sekeliling. Semua benda yang menempel di tubuh saya sudah dilepas kecuali infus, udaranya sudah tidak begitu dingin, saya tidak lagi berada diruangan operasi, itu artinya Operasi telah selesai dilakukan. Alhamdulilah, its done.
Suami iseng yang langsung ngajak selfie |
Hari ini 3 Juli 2016, sepuluh hari pasca operasi, saya sudah 90% pulih, dan memutuskan untuk membagikan pengalaman ini kepada teman-teman semua. Setiba dirumah dari rumah sakit, rasanya sangat tidak karuan. Karena badan saya yang masih dalam pengaruh obat bius mulai merengek kesakitan, dan parahnya pain killer yang diberikan oleh dokter malah membuat saya tambah sakit. Saya diberikan Ciprofloxacin dan Asam Mefenamat, guess what.. perut saya sakit luar biasa.
Jaringan Tumor yang berhasil diangkat |
Hari ini, saya sudah jauh lebih baik. Saya sudah kembali mencuci, memasak, merapihkan rumah dan pastinya menuliskan pengalaman saya ini di blog. Saya masih harus akan kembali ke RS untuk mengecek hasil patologi dari jaringan yang diangkat di payudara kanan saya. Apakah itu tumor ganas, atau tumor biasa. Dan kemungkinan, menjaga kesehatan pasca operasi agar tumornya tidak kembali datang serta hormon di tubuh saya kembali dapat normal. Hingga tulisan ini dibuat saya memutuskan untuk tidak berpuasa karena harus mengkonsumsi obat-obatan dengan benar, serta dilengkapi dengan supan makanan yang bergizi agar cepat kembali pulih dan bisa beraktifitas.
Ahh, Finally yah.. drama Fibroadenoma Mamae ini akhirnya berlalu. Saya tidak lagi merasakan sakit di bagian payudara kanan, tidak lagi merasakan pegal-pegal di bagian kanan badan. I'm totally feeling good today, semoga sehatnya terus berlanjut yah. Hikmah besar yang saya rasakan adalah tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan, bagaimana kita bisa mengelola managemen konsumsi makanan kita agar tidak main asal caplok atau asal kenyang. Satu hal yang juga paling saya syukuri adalah, semua proses operasi saya ditanggung oleh negara, Free by BPJS. Alhamdulilah! Yuk ah, mari kita semua jaga kesehatan yah.. selagi masih bisa di jaga jangan sampai sakit, kenapa harus kita biarkan. Terima kasih sudah membaca tulisan saya hari ini. Love you all!!
Semoga lekas pulih ya mba dan hasilnya baik baik aja .
BalasHapusSaya juga pernah pakai pain killer asam mefenamat,ternyata sukses membuat perut tidak beres heheh. Akhirnya di ganti sama pain killer lainnya,dan bertahan sampai sekarang
Alhamdulilah mak! memang kita harus super sensitif dan berani mengkomunikasikan ganjalan kita sama dokter, kalau gak.. bukannya sehat malah tambah sakit nanti deh. Makasih ya mak, sehat selalu jugaaa :)))
HapusMiss u so much. Senang nengetagui semua baik2. Love u
BalasHapusmiss you too mommy Elisa!
HapusAq jg pernah op Fam di thn 2007 an. Aslinya blm gawat sih, tp krna kuatir jadi op aja. Kata dr fam itu adl kelenjar susu yg menggumpal, biasanya klo uda menyusui akn hilanh sendiri. Nah itu aq blm tau kebenarannya krna blm menyusui smp skrg. Skrg muncul lg fam. Tapi msh urung utk op lagi krna gak ada keluhan sakit. Klo dokter mba gimana?
BalasHapusBtw cpt pulih kembali mba, salam kenal.
Saya juga sudah operasi yang kali kedua, kenapa akhirnya diputuskan diangkat karena diametrnya yang sudah di atas 3cm. Dan setelah ini, total perbaikan pola makan, agar hormon di tubuh kembali stabil. Karena tentang yang menyusui, setelah operasi pertama kan saya punya anak lalu menyusui, tapi tetap saja da lagi. Persoalnnya kata dokterku sih lebih kepada faktor di tubuh.
Hapusthanks for reading also mbak. Salam kenal!
Alhamdulillah, operasinya lancar ya Mak. Semoga lekas sembuh dan pulih kembali.
BalasHapusalhamdulilah wa syukurilah mak, terima kasih banyak
HapusTrims infonya mak...menjadi tahu ttg hl itu. Lekas pulih yaaaa
BalasHapussama-sama mak, semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan selalu ya.
Hapussama-sama mak, semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan selalu ya.
Hapussama2 mak, terima kasih sudah mampir dan membaca.
HapusAlhamdulillah turut senang operasinya lancar ya mbak :)
BalasHapuskeluargahamsa.com
alhamdulilah, terima kasih sudah membaca ya mbak
HapusSemoga lekas pulih dan sehat..
BalasHapusanggiputri.com
Semoga lekas pulih mbak ☺
BalasHapusAlhamdulillah kondisinya baik ya, jadi bisa langsung pulang setelah operasi. Semoga selalu sehat.
BalasHapusalhamdulilah. semoga kita semua sehat selalu ya mbak
HapusSaya baca sambil merinding di bagian teteh siap-siap masuk RO. Inget dulu mengantarkan Vito ke meja operasi. Jangan sampe pengalaman kaya gitu terulang lagi.
BalasHapusSehat terus ya teh. Luar biasa perjuangan dan kesabarannya, insyaAllah bisa melewati ujian Allah dengan baik. :*
Salam hangat selalu teteh.
Hi mba saya jadi ikut sakit bacanya semoga tetap sehat y mba :) salam hangat dari Cimahi
BalasHapusSehat selalu ya Teh, syukurlah kalau sekarang sudah lebih baik ya
BalasHapus