Kamis 25 September 2014 – Day III
Pagi ini Saya sibuk
menyenandungkan lagu yang tidak asing ditelinga banyak orang..
“menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia
Selamanya...”
Senandung itu tidak
terdengar karena saya menyanyikannya hanya dalam hati. Maklum saya bukan penyanyi.
Hanya ibu rumah tangga dan penggiat isu HIV. Kalau saya ntanyi bahaya bisa
membuat banyak orang sakit perut. Kembali ke lagu tadi. Kenapa ya kira kira
saya bernyanyi nyari riang.. itu karena hari ini rombongan kami akan menuju
Belitung Timur. Tempat dimana kisah tentang Andrea hirata serta masa kecilnya,
menjadi inspirasi bukan hanya bagi masyarakat Indonesia. Namun bagi banyak
orang diseluruh penjuru dunia.
Selesai sarapan di
restoran hotel. Kami serombongan langsung menuju mobil dan siap untuk menikmati
perjalanan kami menuju belitung timur. Aston hotel di Tanjung Pandam tempat
kami menginap berada di belitung Barat. Dan jarak dari sini menuju belitung
Timur sekitar 2 jam menggunakan mobil. Bukan jarak yang pendek untuk ditempuh.
Untungnya, disini tidak ada macet seperti di Jakarta atau bandung. Selain
daripada itu, di sisi kanan dan kiri kami melihat pemandangan indah dan hikau,
banyak sekali pepohonan dan perkebunan terbentang luas. Selama perjalanan kami
menghabiskan waktu di mobil dengan bercengkrama, mendengarkan musik sambil
sesekali mendengar cerita pak yadi sang tour guide.
Tak terasa kami
tiba di destinasi pertama kami. Museum kata, yang dibangun dan dikembangkan
oleh sang legenda, Andrea Hirata. Bagi siapapun yang gemar menulis, hobi membaca
dan mencintai sastra pasti akan sangat happy berada di tempat ini. Kenapa?
Karena selain kalian bisa melihat dan menyaksikan langsung bagaimana Andrea
hirata mengawali laskar pelangi dan memberikan pengaruh serta atensi yang
begitu besar bagi dunia sastra di indonesia, kalian juga bisa belajar bahwa ada
banyak sekali penulis penulis kenamaan yang saya juga gak tau sebelumnya, namun
Andre Hirata memberikan kesempatan bagi kami untuk belajar darinya.
Museum ini
sangatlah sederhana. Bangunannya tidak mewah. Tidak menghilangkan kesan rakyat
dan belitung. Dindingnya hanya terdiri dari batu bata dan triplek yang di cat
di beberapa bagian. Atapnya hanya menggunakan seng, karena di Belitung memang
semua rumah dan bangunan tidak ada yang menggunakan genting. Lalu, kalian tidak
akan menjumpai keramik ubin sebagai tempat berpijak. Melainkan hanya semen yang
dirapihkan. Di banyak sudut terdapat banyak sepeda onthel. Konon katanya sepeda
itu milik Andrea Hirata, yang kita kenal sebagai ikal panggilan kecilnya. Terdapat
juga banyak tulisan mengenai Laskar Pelangi. Bagaimana Andrea Hirata mengawali
tulisannya.
Saya tertegun
melihat sebuah Tulisan yang dikutip dari buku ketiga Andre hirata “Edensor”
kalimatnya sangat dalam dan penuh makna, begini kira kira..
Aku ingin mendaki
puncak tantangan
menerjang batu
granit kesulitan
Menggoda mara
bahaya
Dan memecahkan
misteri dengan sains
Aku ingin menghirup
berupa rupa pengalaman,
Lalu terjun bebas
menyelami labirin lika liku hidup
yang ujungnya tak
dapat disangka
Aku mendamba
kehidupan
Dengan kemungkinan
– kemungkinan yang bereaksi satu sama lain
Seperti molekul
uranium, meletup tak terduga, menyerap,
mengikat,
mengganda, berkembang terurai dan berpencar ke arah yang mengejutkan..
aku ingin ke tempat
tempat yang jauh menjumpai beragam bahasa dan orang orang asing,
Aku ingin berkelana
menemukan arahku dengan mambaca bintang
gemintang..
Aku ingin
mengarungi padang dan gurun – gurun
Aku ingin melepuh
terbakar matahari
Limbung dihantam
angin
Menciut dicengkram
dingin
Aku ingin kehidupan
yang menggetarkan
Penuh dengan
penaklukan
Aku ingin hidup
Dari buku ketiga
Tetralogi Laskar Pelangi “edensor”,
Terima kasih Andrea
Hirata, tulisan ini memaknai kehidup yang memang nyata nyata tidaklah mudah,
namun sebagai manusia kita tidak boleh
pantang untuk memiliki mimpi, bercita cita setinggi angkasa, bahkan
belajar untuk menyesuaikan dengan ganasnya semesata dan indahnya alam.
This journey is continue..
This journey is continue..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar