Picture Source : Google.com |
Pagi ini pukul 6, setelah memberikan obat kepada malika, dia melanjutkan tidur bersama papinya. saya memilih untuk membuka laptop dan mulai menulis. Ada beberapa hal yang mengganggu pikiran saya beberapa hari belakang, khususnya karena malika sedang sakit. ada banyak orang yang berpandangan, bahwa saya sedikit berlebihan setiap malika sakit. Memposting foto atau curhatan saya di social media, atau lebay karena hanya batuk kok sakitnya. Tapi biarlah. Haters is haters. orang orang yang berfikir bahwa masalah orang lain itu harus dikomentarin, justru mereka adalah orang prang yang bermasalah. but anyway..
Sejak jumat 05/09/2014, setelah renang dan (salah saya) makan chiki 3 bungkus (yang biasanya tidak pernah sebanyak itu), Malika tiba tiba batuk. batuknya bukan batuk berdahak, tapi batuk kering. Saya sungguuh sedih melihatnya harus batuk berkali kali lalu bilang "kepalaku sakit. Malika yang kini berusia 7 tahun 6 bulan memang memiliki persoalan dengan daya tahan tubuhnya. Dia kerap kali "Mudah" sakit karena salah makan, kelelahan, atau teman di kelasnya atau kami orangtuanya sakit yg mudah menular melalui udara atau kontak tubuh. Masalahnya, persoalan kekebalan tubuh ini memang hanya kami kami saja yang mengetahui, saya, suami, orangtua kami, dan beberapa teman. Malika belum kami beritahu secara spesifik, tapi secara mendasar dia mengetahui, bahwa ada virus yang menyerang kekebalan tubuhnya, sehingga sang kekebalan tubuh, sedikit lemah untuk melindungi sang empu tubuh. singkat cerita dia harus mengkonsumsi obat agar bisa tetap sehat, seumur hidupnya.
Hari Minggu 0709/2014, Malika demam, menggunakan Suhu tangan (yang kadang tidak bisa dipercaya) saya melihat dia lebih memilih membaringkan tubuh di kasur, sambil kembali sesekali bilang "kepalaku sakit, lemes banget mi.." dan memang suhu badannya saya rasakan lebih panas dari biasanya, perkiraan saya sekitar 38 derajat celcius. karena dulu malika pernah panas hingga 40 derajat celcius, dan lagi lagi awalnya saya menggunakan feeling, saat diukur, benar adanya. Namun memang disarankan setiap ibu yang memiliki anak menyediakan alat pengukur suhu tubuh, agar lebih yakin dalam mengambil tindakan saat anak demam. Nah, hari itu saya tidak memutuskan untuk membawa Malika ke dokter. karena saya yakin, makan teratur, istirahat cukup, banyak minum air putih dapat membuatnya kembali sehat. Saya juga memutuskan untuk ijin kepada wali kelas malika, bahwa Senin dan Selasa mendatang malika tidak mengikuti kegiatan belajar karena sakit, dang sang wali kelas pun mengijinkan.
Rabu 10/09/2014, Malika kembali bersekolah. karena dirasa kondisi tubuhnya stabil. tidak lagi mengalami demam dan pusing. walaupun masih batuk dan (jadinya) pilek juga. dia beraktifitas normal, mengerjakan tugas disekolah, belajar dan bermain. Walaupun nurut tidak jajan di sekolah dan lebih memilih membawa bekal dari rumah, ternyata si empu tubuh kondisinya belum stabil dan pulih sepenuhnya seperti yang saya perkirakan.
Kemarin, kamis 11/09/2014, sepulang sekolah malika kembali demam dan mengeluh sakit kepala. Bisakah anda membayangkan, anak anda berusia 7 tahun 6 bulan dan berulang kali mengeluh sakit, lebih memilih tidur di kasur berselimutkan bed cover.Wajahnya lemas dan pucat, tidak bersemangat main karena menurutnya tubuhnya lemah. this is not a game, saya sangat khawatir dia kena demam berdarah atau tipus. sehingga kami memutuskan untuk membawanya ke dokter.
Persoalan baru timbul setelah saya sadar, saya tidak tahu dokter anak siapa saya yang bertugas di Bandung. Kami hanya memiliki kontak dokter umum untuk dewasa disini. lalu sesaat sesudah itu, saya dan suami sibuk tanya sana sini untuk informasi dokter. dari rekan saya di LSM, saya mendapatkan informasi bahwa dokter anak yang khusus menangangi persoalan malika bernama dr.Anggie, lalu saya mendapatkan kontak telfonnya, namun sayang sekali dokter tersebut sedang berada di Munich, Jerman. Dan akhirnya dengan pasrah saya bilang, "yaudah dokter spesialis anak siapa saja yang penting malika harus diperiksa oleh dokter sore ini juga" dan kami mendapatkan beberap nama seperti Prof Dadang, Prof Alex, dr. Isa dan dr. Suzy. Sore itu kami meluncur menggunakan mobil ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Limijati yang jaraknya tidak jauh dari gelanggang olah raga saparua, tempat saya biasa lari pagi bersama suami.
Menurut diagnosa secara fisik dan pemeriksaan menggunakan stetoskop serta analisa dari cerita saya, dokter menyimpulkan malika baik baik saja. demam dan batuk muncul akibat tekanan yang timbul dari batuknya yang belum sembuh. lalu dokter juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah, untuk memastikan bahwa kondisi darah di tubuh normal, dan tidak sakit seperti yang ditakutkan sang ibu yakni Demam Berdarah atau Tipus. Dokter pun hanya meresepkan satu macam obat dengan kandungan (obat batuk dan obat demam) didalamnya, sehingga tidak menambah daftar panjang jenis obat yang malika harus minum. lalu dengan perjuangan tinggi, kami harus membujuk dan meminta malika untuk tidak menangis saat suster harus mengambil darah di laboratorium.
Satu jam kemudian. obat yang berupa racikan (yang terdiri dari Epexol tab, Rhinofed Tab dam Kenacort Tab) sudah kami tebus, Hasil darah sudah kami terima. dan Surprise, hasilnya sangat baik!! Maka dengan lega hati saya mengucapkan Alhamdulilah dari hati yang paling dalam. seluruh hasil darah rutinnya berada di dalam nilai rujukan, tidak lebih tinggi atau rendah. Hemoglobin, lekosit, hematokrit, trombosit, eritrosit semuanya baik, sudah dipastikan si ibu Ayu Oktariani, bisa tersenyum lega, walaupun sang ank masih terbaring lemah. Namun ada sedikit kejanggalan, dalam hasil pemeriksaan darah tersebut, yakni Nilai MCV dan MCH yang lebih tinggi dari nilai normal. sayangnya, satu jam setelah pemeriksaan dilakukan, dokter sudah tidak ada ditempat, suster jaga meminta kami untuk menghubungi beliau melalui telfon. lalu saya berinisiatif untuk mencari tahu melalui internet sebelum kami pulang kerumah.
Berdasarkan catatan yang saya dapatkan dari http://healthanalyst.blogspot.com/
Mean Corpuscular Volume (MCV), merupakan volume rata-rata eritrosit yang dinyatakan dalam fl, sehingga kita dapat membedakan anemia mikrositik (MCV dibawah normal) dengan anemia makrositik (MCV diatas normal). MCV dapat diketahui dengan pengukuran langsung maupun perhitungan . Jika MCV rendah, artinya sel mikrositik atau ukurannya lebih kecil dari sel normal. Dan salah satu hal yang menyebabkan nilai MCV Malika menjadi rendah adalah, Terapi ARV jenis Zidovudin. Dan terjawab sudah. Sebelum berangkat ke rumah sakit adalah waktu Malika minum obat Duviral yang didalamnya terdapat kandungan Zidovudine dan Lamivudine.
Juga Berdasarkan catatan yang saya dapatkan dari, www.spiritia.or.id, "Beberapa pasien yang memakai AZT (Zidovudine) terus mengalami mual, muntah, sakit kepala dan kelelahan". So we got another answer ya baby, this is why when you sick, rasanya akan semakin sakit dan lemah. karena Terapi ARV yang digunakan untuk menunjang kekebalan tubuhnya justru memiliki efek samping yang bisa memicu gejala anemia.
So now we know where to start to fix it!
Minum obat yang teratur, Makan yang tertatur dan memperhatikan gizi dalam asupan makanan, dan istirahat serta menyenangkan hati, konon katanya.. "rasa bahagia maupun rileks mampu meningkatkan hormon yang berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. Perasaan gembira ini membuat tubuh memproduksi hormon serotonin, dopamin, relaxin, dan oksitosin. Jadi, ketika hormon-hormon tersebut pada aliran darah, oleh darah akan memberi sinyal ke tubuh untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel tubuh."
SEE?? you can easily health my dear daughter, by feeling happy :)
SEE?? you can easily health my dear daughter, by feeling happy :)
Bahkan menurut Berk LS dan rekan-rekannya dalam judul penelitian Alternative Therapies in Health and Medicine 2001 menyebutkan bahwa tertawa lepas selama lima menit secara signifikan tingkatkan jumlah sel darah putih, sel-sel pembunuh kuman.
Okay okay okay, we now got the answer. Membuat catatan ini membuat mami berfikir seribu kali tentang terapi terapi yang membahagiakan yang dapat menunjang kesehatan dan kebahagiaanmu. Jadiiii.. kakak Malika, sehat sehat sehat sehat sehat selaluuuu yaaa! mari kita berikan yang terbaik untuk tubuhmu, kehidupanmu dan kebahagiaanmu. walaupun ada virus yang hidup didalam tubuh, jangan mematahkan semangatmu untuk tetap bahagia!
we love you dear daughter!
Sincerely
Mom
Jadi ibu memang harus banyak akal ya mak, beruntung mak-nya kritis dan cepat cari info sehingga bisa cari solusi.
BalasHapusSemoga dek Malika sehat dan ceria selalu :)
Salam kenal ya mak :)
Mak Zakia : bener bangeeettt huhu.. kalo gak banyak akal, kasian anaknya.. selain banyak akal harus pandai panai mencari informasi juga, supaya ada apa apa kita tahu harus berbuat apa.. Salam kenal Jugaa! :)
HapusSemoga Malika kemabali ceria.... Saya jg sekrg lagi demam yang cukup lama. Dan kalo sdh demam, biasanya diikuti dg batuk, sampe periksa darah segala, sama persis apa yang dliakukan thdp Malika, dan hasil labnya, ya baik-baik saja.Tapi, kalau menurut saya sendiri, saya sakit gara-gara kecapekan, jadi daya tahan tubuh menurun. Tapi, untunglah saya gak tepar2 amat, masih bs beraktifitas dan ngantor, walau setiap mau tidur dan bangun tidur badan masih aja terasa meriang. Salam buat Malika ya, namanya bagus....
BalasHapusMbak Eka.. Ayooo kita jaga kesehatan yaaa..
Hapusterima kasih, nama Malika adalah nama dari almarhum Ayahnya. Katanya sih artinya cantik.. hihi..
Salam kenal yaa..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus