Picture from Google.com |
Saya pernah satu kali menulis
tentang ayah saya di blog ini pada saat dia berulang tahun. Lalu, rasanya
ternyata menyenangkan menulisakna perasaanmu sendiri tentang anggota
keluargamu. Jadi kali ini saya kembali menulisakan tentang beliau. Saya biasa
memanggil ayah saya dengan panggilan papa, kadang kadang saya suka dengan cuek
memanggilnya dengan pak eko. Dan tidak mengapa dengan hal tersebut. Papa saya
tidak gila hormat, namun dia berharap anak anaknya bisa menghormati orang lain
dengan cara yang sepantasnya.
Ayah saya bukanlah seorang
sarjana. Dia tidak pernah mengecap bangku kuliah. Dia pernah bersekolah di
sekolah tehnik di daerah Bandung, Jawa Barat. Dan setelah lulus dia langsung
berkeliling Indonesia mewujudkan mimpi dan kecintaannya pada mesin dan bangunan.
Ayah membuka bengkel, dulu sekali di rumah kakek di daerah cipulir. Bengkelnya
ramai oleh teman teman yang nongkrong sambil memperbaiki mobil mereka. Sejak
tahun 86’an hingga kini lebih dari 26 tahun ayah sangat mencintai dunia
otomotif. Dia hampir tidak pernah membawa motor atau mobilnya ke bengkel selama
dia masih bisa menangani pekerjaannya sendiri. Seperti mengganti oli, atau
mengecek beberapa bagian mesin yang rusak. Cukup dengan secangkir kopi hitam
dan sebungkus rokok, dia dengan senang hati memperbaiki kendaraan tersebut
hingga tuntas.
Semasa aku duduk di bangku
sekolah. Sejak sd hingga smp, ayah saya pernah bekerja di banyak perusahaan
besar sebagai kontraktor. Aku tidak tahu persis apa yang beliau kerjakan, namun
dulu setiap kali aku bertanya, apa pekerjaannya dia bilang dia adalah seorang
kontraktor. Dia bekerja di banyak tempat di Indonesia, mulai dari sabang hingga
merauke. Mulai dari membangun jalan raya, hotel, gedung, rumah sampai bekerja
di pembangkit listrik. Dalam setahun sampai dua tahun biasanya ayah mendapat
kontrak kerja di sebuah perusahaan. 3 sampai 4 kali pulang kerumah dalam 2
tahun tersebut. And i know he really enjoy his work. Walaupun pada suatu
kesempatan dia pernah bilang bahwa dia akan menua, dan perusahaan akan mencari
orang yang lebih muda serta energik untuk menggantikannya. Lalu beliau resign,
mengundurkan diri dari bidangnya.
Ayahku sangat suka mengendarai
mobil. Sehingga pada beberapa kali kesempatan dia pernah dipercaya menjadi
supir pribadi beberapa orang penting. Ayahku sangat memahami Jakarta, dia tahu
betul seluk beluk Jakarta hingga gang terkecil. Sebagai orang Semarang yang
besar di Jakarta, ayah sangat hebat dalam berkendara. Dia sabar, hati hati dan
tepat waktu. Satu kali ayah pernah membantu seorang petinggi di Indonesia yang
jika saya sebut namanya sangat kontroversial. Saat bekerja pada orang itu,
hampir setiap kali ayah pulang kerumah membawa mobill yang berbeda. Mobil orang
tersebut cukup banyak mulai dari jeep cherooke, sedan mewah dan mobil mobil sport.
Baginya setiap orang yang pernah bekerja dengannya memberikan dia pengalaman
berharga.
Saat ini usianya 57 tahun. Dia
sudah tidak muda. Rambut dan kumisnya akan memutih di akhir bulan. Dia masih
bekerja hingga kini. Dia membuka biro jasa pembuatan kartu identitas dan surat
surat yang berkaitan dengan akta kependudukan seperti akta menikah, kelahiran,
kematian dll. Kapan waktu kerjanya? Setiap hari. Dengan vespa-nya dia akan
mengurus hal hal tersebut dengan hati yang riang gembira. Waktu yang tidak menentu
membuatku kadang khawatir dengan kesehatannya yang seringkali menurun karena
cuaca yang kadang terlalu panas dan kadang hujan turun dengan deras. Well, i
love my father, he kept on responsible as a dad. He is everyday worker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar