Aku ga tau bagaimana perasaan papa mama dulu sewaktu aku selalu bikin ulah pas masih sekolah. Tapi semarah apapun kalian, selalu ada pintu maaf terbuka buatku. Sendablek apapun si Ayu ini, kalian selalu jadi orang pertama yg membantu dan mendampingiku sampai semua urusan hidupku beres. I am the lucky daughter!
Di saat paling kacau dalam idupku... papa mama selalu ada
bukan cuma buat nemenin dan kasih support. Tapi tetep ada buatku dan ga kemana
kemana itu mahal harganya.. banyak orgtua yg nyerah sama anak anaknya.... tapi kalian
justru fight buat aku. I am blessfull one
Aku ingat betul
saat papa menikahkanku dengan Abet. Ada rasa sedih yang terpancar dan kurasakan.
Tapi apapun yang terjadi papa akhirnya tetap mendukung dan mengantarku sampai
ke tujuan. Sampai akhirnya Abet kena HIV dan meninggalkanku serta Malika dalam
duka mendalam. Papa juga selalu ada. Di pinggir liang lahat Abet, papa rangkul
aku dan berbisik.. “ikhlaskan” papa juga melakukannya lagi saat Miguel
meninggalkan kami tiga tahun lalu
Aku selalu belajar dari papa ukuran bahagia bukan
selalu berbentuk uang. Papa gak pernah manjakan kami dengan limpahan materi
karena mencari uang bukan perihal yang mudah. Dan papa gak pernah malu jadi apa
aja… mengerjakan apa saja.. demi mendapatkan rejeki yang halal. Dan karena
kegigihan papa, akupun ga pernah malu punya orangtua kayak papa dengan semua
pekerjaan papa
Papa pernah jadi tukang, kerja di proyek… jadi supir.. buka
bengkel jadi montir buat semua orang yang butuh, papa pernah buka warung indomie
dan kopi, papa pernah buka wartel, papa pernah ngojek sampai akhirnya papa
membaktikan diri untuk kota Tangsel dan jadi satpol pp. Yup di usia papa yang
ke 64 papa masih turun ke jalan mentertibkan baliho, spanduk dan banner..
mentertibkan pedagang liar dan semua masalah yang ada di jalanan
Tahukah papa, betapa takut dan khawatirnya kami.
Tapi papa selalu bilang “Doain aja ya, insyaallah papa selalu
dijaga Allah”
Sekarang, papa dan mama cuma berdua aja di rumah Pamulang.
Aku sudah enam tahun ini tinggal di Bandung bersama keluargaku, Mas sekarang di
Papua dan Adek di Kendari. Kami bertiga jauh dari papa dan mama. Tapi kalian ga
pernah mengeluh… meski kami tahu hidup kalian tidak semudah hidup kami bertiga.
Dan sebisa mungkin kami bertiga membantu papa mama dari jauh.
Dear Papa,
Hari ini aku ingin semua orang tau bahwa dibalik tegarnya
seorang Ayu Oktariani, aku punya seorang papa yang sabar dan gigih. Yang selalu
ngajarin aku, kalau aku harus jadi perempuan yang kuat dan tangguh. Tidak boleh
ada seorangpun yang bisa bikin aku jatuh dan terhina, karena aku perempuan
dengan segala kuat dan harga diri. Tapi papa juga tidak hanya mengajarkan
tentang bagaimana menjadi kuat. Papa mengajarkanku untuk ikhlas dan berhenti..
tentang let go dan berdamai dengan keadaan yang tak dapat kita ubah.
Pah.. Sehat terus ya.. sing kuat.. sing sabar..
maaf tahun ini semua harus dilakukan secara online. Tapi aku
yakin.. papa selalu tau, aku, Malika dan Febby selalu doa dari jauh buat papa.
Happy Birthday Pak Eko Mulyono.
Untuk semua nafas, keringat dan keberadaanmu utk kami semua. Aku
berterima kasih.
We love you much papa, happy Birthday!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar