Aku berusaha membicarakan perihal apa
yang kulihat beberapa hari kemudian. Dia dengan santai malah menenangkanku dan
mengatakan bahwa yang dilakukannya tidak berbahaya. “Aku tahu apa yang
kulakukan, kamu tenang aja” begitu singkat dan memang menenangkan.
Dari kejadian itu aku mulai melihat
sisi lain kehidupan Abet yang sebelumnya tidak pernah kulihat. Aku mulai
dikenalkan pada teman – temannya. Ada beberapa kelompok teman – teman yang
dapat kuidentifikasi. Pertama teman – teman sekomplek yang harus dijaga tali
silaturahminya meskipun mereka tidak terlalu dekat, Abet cukup akrab dan
menjaga hubungan baik dengan mereka. Kami bertemu beberapa kali saat mereka
sedang nongkrong tapi berpindah pindah dari satu rumah ke rumah lainnya.
Pertemanan lainnya adalah sahabat –
sahabat dekatnya yang biasa nongkrong di jembatan komplek. JBT istilah
tongkrongan tersebut yang merupakan singkatan dari jembatan. Di JBT kami biasa
berlama lama tanpa melakukan apapun. Hanya duduk duduk, kadang sambil makan
rujak bebek atau es cincau kalau para pedagang itu kebetulan lewat atau ngetem
di JBT. Di sana, biasa ramai bukan hanya oleh para sahabat tapi juga para warga
sekitar yang sudah saling mengenal.
Bersama para sahabat di JBT aku diperkenalkannya sebagai “pacar” sebuah titel
yang sangat membanggakan yang pernah ku sandang dalam hidupku. Dari sana aku
mulai mengenal satu persatu para sahabat. Ada Anjar, Oliet, teguh atau biasa dipanggil
TG, Bowo dan banyak lagi.
Satu lingkaran pertemanan lagi adalah
lingkaran pertemanan misterius yang sebetulnya aku kurang suka. Lingkaran
pertemanan yang ini, adalah pertemanan yang sebenernya tidak pernah nongkrong
lebih dari dua atau tiga orang. Tapi jika dikumpulkan semuanya saling mengenal.
Biasanya mereka hanya bertemu sesekali namun cukup rutin. Satu minggu maksimal
dua kali Abet menemui salah satu atau beberapa dari mereka. Pertemuan itu pun
jarang sekali berlangsung lama. Hanya di pagar, berpapasan di jalan atau mereka
yang menghampiri Abet. Pertemanan ini juga berada di komplek yang sama dengan
Abet tinggal namun berada di blok yang berbeda dan cukup jauh dari JBT. Dengan
lingkaran ini, Abet memperkenalkanku sebagai “Bini”. Aku tidak suka sebutan
itu.
Bersambung.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar