Aku dilahirkan melalui vagina seorang ibu
Mendapatkan vagina dari seorang ibu
Melalui vaginaku ku mempelajari ketakutan dan keberanian
Dengan vaginaku ku hadapi kehidupan yang menyakitkan dan membahagiakan
Vaginaku menjadi daya tariku
Laki laki tidak lagi melihatku sebagai aku
Vaginaku menjadi begitu nampak dan semakin jelas setiap dinding endometriumku meluruh
Vaginaku menjelma menjadi sesuatu yang baru
Sesuatu yang sangat kuat seperti bernyawa
Aku memiliki dua nyawa..
pada diriku dan pada sang vagina
Nyawa baru pada vaginaku mempertemukanku pada seorang pria yang kemudian menjadi belahan jiwa sekaligus memberiku sebuah virus yang mematikan separuh nyawaku
Vaginaku juga akhirnya merenggut nyawa lain, nyawa pria yang sempat membuatku merasa sangat hidup
Vagina
Vagina
vagina
Dia kembali berulah
Tidak bisa membantuku melahirkan dua orang anak. Keduanya.. keluar dari belekan di perutku.. sayang, anak yang satu malah mati. Mungkin gara gara dia ga keluar dari vaginaku
vagina membuat suara suara bising dari sekelilingku
Ga nurut kata orgtua sih!
Jadi nya ga bisa kan lu beranak normal
Kok cesar, ahh anak muda sekarang gampang nyerah emang
Vagina
vagina
Vagina
Memang.. menjadikanku bagian dari masyarakat kebanyakan
Tapi membuatku sundal dan penyakitan
----
Puisi ini saya tulis dan bacakan pada momen ulangtahun pertama Panggung Minoritas, sebuah kelas belajar mengenai keberagaman, gender dan seksualitas di Kota Bandung yang didirikan oleh saya bersama empat orang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar