Kakak pertama saya bernama Adi Prianto, dia
adalah pria kelahiran tahun 1975. Yang mana jika dia masih hidup, usianya saat
ini berarti menginjak umur 45 tahun. Usia kami berdua terpaut sebelas tahun
bedanya. Saya tidak begitu memahami banyak hal saat saya kecil, hanya yang saya
pahami dia adalah kakak saya dan dia adalah orang yang sangat baik. Beberapa
cerita di bawah ini saya ceritakan kembali berdasarkan penglihatan, pendengaran
serta daya ingat saya semasa kecil dan remaja. Jika ternyata ada kesalahan
cerita, saya akan memperbaiki artikel ini nanti. I have to ask my father about
the current detail.
Ada beberapa memori tentang mas Adi yang saya
ingat sejak kecil, dimana tidak ada satu orangpun di rumah kami yang
menyukainya. Saya tidak mengerti kenapa. Semau selalu memandangnya sinis, penuh rasa takut dan
curiga. Dia sangat senang berkumpul dengan teman – teman prianya yang selalu
berbaju hitam – hitam dan beberapa di antara mereka berambut gondrong. Saat itu
karena saya masih TK saya gak paham betul kenapa orang orang gak suka sama dia.
Belakangan saya tahu, kakak saya adalah
pengguna heroin kelas kakap. Saya juga sempat mendengar bahwa dia adalah
pengedar. Saya sering melihatnya sedang mengangkut televisi atau tabung gas
dari rumah kami. Sambil tersenyum, dia hanya meletakan jari telunjuk di mulutnya
seraya meminta saya untuk tetap diam. Sore atau malam harinya, biasanya papa
akan memaki – maki mas Adi karena kedapatan menjual barang – barang di rumah
kami dan uangnya digunakan untuk membeli narkoba.
Mas Adi bukanlah kakak kandung saya. Dia adalah
anak dari pernikahan pertama papa. Saya tidak pernah mengetahui siapa ibunya,
sampai perempuan itu hadir di prosesi pemakaman mas Adi pada tahun 2006. Ibunya
dan ibu saya sepertinya tidak terlalu akur. Tapi saya gak mau cari tahu kenapa
dan tidak penting juga untuk saya bahas. Its my mother privacy. Tapi sepertinya
setelah perceraian papa dan istri pertamanya, mas Adi kemudian ikut dengan Ibu
(nenek saya) dan papa saya hingga papa menikah lagi dengan mama.
Wajah mas Adi mirip sekali dengan papa, saya
suka cara bicaranya yang halus, wajahnya yang tampan dan selera musiknya. Tanpa
mas Adi, wawasan bermusik saya mungkin sangat buruk sekarang. Semua referensi music
yang sampai hari ini saya dengarkan, adalah music music pop rock 90-an.
Masuk ke masa remaja saya, di SD dan SMP saya
tidak pernah bertemu dengan Mas Adi. Hanya sesekali mas Adi datang ke rumah
kami di Pamulang untuk membawakan saya beberapa barang, hadiah katanya. Mulai
dari baju, alat tulis sampai dengan makanan. Sesekali dia datang dengan
perempuan yang belakangan saya tahu adalah kekasihnya. Saya tidak pernah
bertanya pada papa kenapa mas Adi tidak tinggal bersama kita? Atau Dimanakah
rumahnya saat itu? Sampai suatu hari saya mencuri dengar pembicaraan papa yang
seperti sedang mencari – cari anak laki – laki pertamanya itu.
Berkat bantuan rekan – rekan papa di
kepolisian, keluarga kami menemukan Mas Adi di daerah Bintaro. Kondisinya dan
pacarnya kala itu sudah nyaris mati karena narkoba. Badannya kurus kering dan
tidak terurus. Keduanya ditemukan sedang sakaw. Dengan beberapa cara negosiasi
papa berhasil membawa kakak saya pulang dan mengembalikan kekasihnya ke rumah
keluarganya. Takjub melihat kondisi kakak saya yang sudah seperti zombie. Sejak
saat itu mas Adi tinggal di rumah kami, papa mendetoksnya dari kecanduannya
akan narkoba.
Saat mas Adi sedang sakaw atau butuh heroin,
dia akan berteriak-teriak dan membanting-banting tubuhnya ke tembok karena
kesakitan membutuhkan narkoba. Setelah kelelahan, papa akan membukakan pintu
dan memandikannya, memberinya makan dan mengajaknya solat. Entah apa dia paham
apa yang sedang ayah kami lakukan kala itu. Tapi apa yang papa saya lakukan
saat itu berhasil. Kakak laki – laki saya sembuh dari kecanduannya akan narkoba
dan perlahan membaik. Berat badannya bertambah, wajahnya tidak lagi tampak
seperti zombie, ketampanannya kembali seperti semula.
Nah Cerita ini akan say abagi menjadi dua
bagian supaya teman – teman balik lagi ke blog saya ya. Hehehe part ke dua
tentang kakak saya akan lebih seru dan mengharukan. Ada hal – hal yang di luar
akal dan nalar manusia ternyata memang direncanakan oleh Alam semesta untuk
menjadi seperti itu. Thanks for read my blog today, Please stay at home and
stay safe! To be Continue….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar