30 November
adalah hari yang saya tunggu selama enam bulan terakhir. Namun segala perencanaan
dan semangat yang saya bangun termasuk upaya mengumpulkan uang dengan menjual
karya pupus sudah karena kemudian saya mendapat kabar dari Olva bahwa pesawat
yang akan kami naiki dari Bandung menuju Singapore sudah dipastikan akan delay.
Pesawat yang harusnya berangkat pukul delapan, kemudian mundur menjadi pukul
12.35 yang berarti di Singapore sudah satu jam lebih. Saya membayangkan kami
akan tiba di sana pukul 15.35, melewati area imigrasi..naik MRT dan berjalan
menuju stadion. But yeah, I have to accept the thing that I cannot change.
Maka saya
berniat hari itu jangan sampai jadi mubazir hanya karena saya dikendalikan oleh
rasa sedih. I am sad because of the change, tapi saya ga ingin rasa syukur saya
juga hilang. So yeah.. I decide to ikhlas. I let go of the things that will
make me crazy.
Untungnya
hari itu ada Olva dan Afil, yang menandakan kami m enjadi kloter terakhir
manusia manusia yang akan berangkat dari Bandung menuju Singapore. Rasanya di
pesawat tersebut, sebagian besar orang yang ada di dalamnya akan menonton U2
juga. I can see from their outfit.. or I overheard while in a waiting room. “They
finally come to Asia!” kata salah seorang penumpang yang duduk tidak jauh
dariku.
Setibanya di
bandara, kami disambut oleh Istri Abah… teh Dora yang juga kakak dari Afil yang
berangkat bersama sama kami dari Bandung. Abah atau kang Irvan adalah salah
satu dedengkot di komunitas U2Indonesia. Sebetulnya teh Dora tidak menjemput
kami.. melainkan mengambil barang – barang kami yang gak mungkin kami bawa ke
stadion. Sehingga kami bertiga bisa langsung cuss ke Stadion.
And again,
apalah saya tanpa Olva. She is really helpful karena diantara kami bertiga,
olva lah yang sudah pernah bertandang ke Singapore. Afil sudah pernah sih, but
yeah.. hahaha Afil mungkin ga tau kalau harus naik MRT menuju kota. Singkat
cerita… meskipun di bandara ada beberapa drama… kami akhirnya duduk di MRT
dengan senyum dan semangat. Selangkah lagi kami akan tiba di National Stadium
dan menyaksikan U2.
Baca juga :
U2 Joshua Tree Tour 2019 My Spiritual Journey http://www.sukamakancokelat.com/2019/12/u2-joshua-tree-tour-2019-my-spiritual.html
Setelah
tiba di stasiun MRT Kallang, kami berjalan kaki menuju national stadium yang
berjarak satu kilometre. Sebetulnya tidak jauh, namun karena panasnya udara
Singapore maka rasanya satu kilometre yang biasanya saya tempuh dengan santai
kalau sedang berjalan di bandung ini menjadi lebih berat di Singapore. Tiba di
Jembatan penghubung menuju Stadion, terlihat antrian para penonton yang sudah
mengular jauh. Semangat saya yang sudaha pelan pelan saya bangun kembali
patah.. I will not make it. Kataku dalam hati. Tapi kemudian satu persatu saya
bertemu dengan banyak teman saat mengantri.. Saya bertemu Tasya, Dono, Bu Tita,
Yayan.. all of them is my husband friend. Saya juga bertemu dengan Nike prima..
yaaa… yang ternyata adalah bagian dari U2 indo dan membuatkan mereka website.
How cool! Lalu saya juga berjumpa dengan Mbak Desma dari Change.org Indonesia…
See all that people makes me think that I should be thankfull for being here.
Whatever happen today.. is a lot effort that I should appreciate to my self.
Maka saat kemudian kami sudah lebih dekat berada di depan gate dan pelan –
pelan masuk perasaan saya sudah semakin ikhlas. I know I will not make it to
front row.. I know that there will be a lot of tall people who will stand in
front of me. But here I am. Watching the most amazing band in the universe.
Tulisan mengenai
perasaan saya di konser hari pertama telah saya tuliskan dalam part 1
perjalanan spiritual ini. You can check 3 previous story before these. SO I will
not repeat that part again. Dalam tulisan ini saya hanya ingin memberi gambaran
bahwa, konser u2 tak berbeda dengan upaya kita menjalani kehidupan. Its not
easy, but its fun and exciting. Its not always makes you happy, but there will
be a lot of people who also struggle the same thing even worst than you. There’s
also people who will always stand by yourside and crying and laugh together
with you.. and the person is Olva. Yang kemudian bersama sama dengannya saya
bersyukur, bisa menorehkan sejarah penting dalam kehidupan saya atau bahkan
menjadi bagian dalam sejarah U2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar