Membuat sebuah tulisan mengenai sebuah kisah yang menyedihkan tanpa sedikitpun menitikan air mata adalah hal yang cukup menantang. Ditambah lagi tahun ini adalah tahun terburuk menulis bagi saya. Bayangkan sampai bulan ke sembilan di tahun 2018, baru 18 tulisan di blog. Jadi menulis hal hal menyedihkan selalu menjadi awal mula yang baik bagi saya. Tulisan yang kalian baca hari ini adalah tentang bagaimana saya berdamai dengan diri saya sendiri saat menghadapi post-partum depression.
Sebagaimana yang pernah saya tulis di sini, saya kehilangan putra saya setelah 40 jam dilahirkan melalui operasi cesar. Bayi berbobot tiga kilogram itu meninggal dunia karena paru - paru yang tidak mampu berkembang dengan baik. Singkat cerita, saya, suami dan anak perempuan kami harus berdama dengan kondisi kehilangan tersebut. Rasanya luar biasa gokil sih. Karena kami kan gak mempersiapkan hal tersebut sama sekali. Yang kami persiapkan yaitu kedatangan anggota baru di keluarga.