|
sumber : google.com |
Semenjak mengemban
gelar ODHA sembilan tahun yang lalu, saya langsung menutup diri. Rasanya enggan
untuk bergaul dengan teman – teman. Bukan karena mereka menolak atau membenci
saya, tidak pernah ada statement apapun keluar dari mulut mereka. Tapi
ketakutan saya sungguh luar biasa. Saya takut mendapat penolakan. Sehingga
bentuk antisipasinya adalah menjauh dari mereka. Soal menjaga jarak dengan
pertemanan lama ini semakin kuat setelah saya dipecat dari sebuah sekolah music
tempat saya pernah bekerja sebagai seorang administrator. Pemecatan tersebut murni
karena saya terinfeksi HIV dan dianggap membuat tempat kerja menjadi lingkungan
yang tidak nyaman.
Meskipun dipecat,
alhamdulilah saya masih punya beberapa teman yang sejak awal suami saya
meninggal, mereka sudah mengetahui soal HIV ini. Seperti Nanda, Angga, dan Raski.
Mungkin mereka adalah tiga orang teman pertama yang bertahan sampai hari ini
setelah tahu. Selebihnya, ada yang menjaga jarak, ada yang langsung menghilang
tidak lagi menghubungi, ada juga yang masih suka berbasa – basi demi terlihat
tidak apa – apa. Dan saya baik – baik saja dengan hal itu. Semua orang punya
pilihan mau berteman dengan siapa, apalagi jika tidak mau berteman dengan saya
karena terinfeksi HIV.