Ilustrasi : Petugas konstruksi di surga terlihat tengah menyelesaikan pemasangan jaring pada gawang lapangan bola. Rumput hijau yang ada pada lapangan ini bukan rumput sintetis, rumputnya adalah rumput terbaik yang tumbuh dan teksturnya lembut, tidak menyakitkan jika digunakan berlarian tanpa alas kaki. Beberapa anak berdiri di pinggir garis putih yang mengelilingi lapangan, memandangi dengan harap agar lapang dapat selesai tepat waktu. Karena mereka hendak menyambut ketua geng komplek Adam yang hari ini akan datang untuk menemui mereka.. Abhi, Gibran, Miguel dan banyak anak - anak hebat lainnya yang telah pergi terlebih dahulu. Di ujung pintu surga, Malaikat Ridwan memanggil anak - anak untuk bersiap - siap memberikan pelukan hangat menyambut Adam Fabumi Kamaludin.
Sementara di bumi bagian Bandung, saya sedang asik menyelesaikan beberapa pekerjaan di hadapan laptop yang layar monitornya menyala terang. Tiba - tiba ada notifikasi masuk dari sebuah website berita yang saya aktifkan fitur news update nya. Headline nya tertulis "Adam Fabumi, Bayi Lucu dengan penyakit Trisomy 13 Meninggal dunia". Jari saya yang sedang sibuk mengetikan kata - kata sontak terhenti. Saya menarik nafas panjang, berusaha mencerna kalimat dalam berita tersebut. Sampai akhirnya air mata saya tumpah. Sambil sesenggukan saya mengirimkan pesan kepada suami saya "Pak, Adam meninggal. Kalau sudah selesai acaranya, pulang yah. I'm not feelin good".