Dua bulan belakangan saya mengukuhkan niat untuk menjadi wirausahawati mengikuti jejak suami. Yup, si wirausahawan yang resmi menjadi suami saya 3 tahun silam tersebut memang seorang wirausahawan yang sangat ulet dan jujur. Kegigihannya membuat saya kagum, dan ingin belajar supaya bisa punya uang dari hasil keringat sendiri, buka keringet kita dipake buat perusahaan orang lain. Sejak di bangku kuliah, suami memiliki usaha Baso Tahu di Bandung atau yang akrab di lidah orang Jakarta disebut Siomay. Usaha tersebut kemudian saya lanjutkan bermodalkan tekad yang kuat supaya bisa konsisten jadi ibu dirumah.
Siomay yang diproduksi dirumah ini kami beri nama @Siomay_Mang4L4Y, iya alay (norak) banget ya namanya. Memang tujuannya ya itu, menarik perhatian banyak orang. Tapi bukan hanya nama yang menjadi sensasi, tapi rasa juga akan memberi sensasi tersendiri saat kalian merasakannya langsung. Tsahhelahh! Eitss, tapi saya gak akan promosi disini, tenang aja. Kalian bisa langsung cuss lihat2 di Instagram nya Mang 4L4Y, terus kalau penasaran dan tertarik boleh lho di order. Di tulisan saya kali, mau membahas tentang suka duka pengiriman barang yang setiap minggunya bikin dilema, dan kadang - kadang suka membakar emosi. Tapi karena saya nih tipikal yang jago kandang, kalo sudah dihadapan langsung biasanya lebih sering tarik nafas dan elus dada, istigfar sambil bilang ke diri sendiri sabar..sabar. Oiya, saya gak akan menyebutkan nama perusahaan ya, nanti saya takut kena UU ITE yang bisa memenjarakan orang karena menuliskan pengalaman dan keluh kesahnya. Aku masih ingin bobok di kasur sendiri gaes, btw kita mulai ya ceritanya :)
1. Beda Orang, Beda Harga
Ceritanya adalah saat saya akan mengirimkan paket siomay kami ke beberapa wilayah di Jakarta. Kami memang lebih memilih menggunakan Travel dari Bandung ke Jakarta yang estimasi waktu ketibaannya adalah kurang lebih 4 jam perjalanan jika tidak macet. Kalau kurang dari itu artinya bonus, tapi kalau lebih dari 4 jam, berarti anda belum beruntung. Keuntungan penggunaan travel, barang akan sampai dengan cepat, namun kekurangannya adalah, konsumen harus mengorbankan tenaga sedikit untuk mengambil barang di pull travel tujuan di Jakarta.
Kebetulan, saya akan mengirimkan 4 paket kepada 4 orang yang berbeda di perusahaan travel yang sama, namun lokasi Pull travel yang berbeda. Ada di lokasi A, B, C dan D. Berat, ukuran dan detail 4 barang yang saya kirimkan sama persis, kalaupun berbeda hanya beberapa ons saja. Tapi yang menarik, saat saya ada di Pull A, B dan C petugasnya menghitung barang saya seberat 1,02 Kg dan dihitung hanya 1 Kg saja. Namun saat saya ke pull D, barang saya seberat 1,05 Kg dihitung menjadi 2Kg. Jujur saya geram sekali, lumayan kan selisih Rp 5.000 itu sangat berarti untuk pedagang yang baru merintis kembali seperti saya ini.
Saya mau ngomel, mau komplain ya bingung. Dalam perhitungan Matematika pun, kalau mau dibulatkan harus 1,5 baru bisa menjadi 2. Bener ga sih? Tapi ya sudahlah. Saya akhirnya nandain, kalau mau ngirim2 lebih baik ke Travel yang lain, karena konsistensi kerja setiap orang berbeda-beda. Penentuan harga ongkir berdasarkan asumsi itu bikin sebel. Harusnya si perusahaan punya aturan tentang pembulatan yang sama di setiap cabang yang mereka miliki.
2. One Day Service, Kenyataannya Bisa 2 hari atau juga 3 Hari baru Sampai
Kalau pengalaman yang satu ini pasti sering juga dirasakan oleh teman - teman. Kali ini adalah jasa pengiriman paket, yang mengantar barang sampai ke pintu rumah kita. Mereka memiliki layanan yang bisa sampai langsung esok harinya, ada yang reguler atau yang sampai 3 hari kemudian. Karena produk kami adalah makanan, meskipun sudah dikemas dalam plastik vacumm lama perjalanan menjadi salah satu concern kami.
Karena customer kami minta diantar menggunakan jasa kirim, maka kami ambil yang one day service. Dengan harapan barang akan tiba esok harinya. Kenyataannya, barang yang kami kirim baru tiba 2 hari kemudian, itupun karena saya sebagai pengirim berkali - kali menelfon customer service nya sambil marah - marah. Untungnya, barang tiba di rumah customer kami dengan selamat, tidak ada rusak ataupun merubah rasa makanan. Jadi judul ODS tersebut hanya tertera di kertas belaka, karena pada kenyataannya belum tentu lhooo tiba di tempat sesuai dengan waktunya.
3. Open Service Jam 4 Pagi, Kenyataan Jam 10
Ketepatan waktu adalah salah satu target kami. Jadi kalau kesalahan ada di kami (bangun kesiangan, terjebak macet dll,) kami akan langsung meminta maaf pada customer. Lalu bagaimana jika yang keterlambatan karena pull travelnya belum buka?? Lho kok bisa. Hahahaha. iyaa hal ini kami alami saat akan mengirimkan barang ke daerah Pamulang dengan salah satu perusahaan travel yang memiliki pull di tujuan akhir Pamulang. Kalau lihat di website nya, Travel tersebut memiliki jam layanan antar mulai dari jam keberangkatan pertama pukul 4 pagi. Maka kami putuskan, selepas shalat subuh dan sarapan kami akan ke pull tersebut dengan harapan barang bisa berangkat pada pukul 6.
Kenyataan yang ada adalah, sampai di pull tersebut pintunya masih tertutup dan ada tulisan TUTUP. Gedumbrang sebel ga sih, selain karena kami ngerasa di PHP in.. barang yang akan kami kirim jumlahnya 100Pcs jadi kan lumayan beraattt. Akhirnya kami kembali ke rumah dan pada pukul 9 kami kembali ke pull tersebut, dan alhamdulilah sudah buka. Saat kami tanya, "Sebenernya Travel ini buka jam berapa sih mas?", "Jam 4 Pagi bu" jawab si Mas dengan santainya. "Ahhh dustaa, tadi jam 6 kami kesini masih tutup." kata saya ceplas ceplos. Sambil cengar cengir mas itu menjawab "iya bu ga ada keberangkatan tadi pagi jadi kami buka agak siang". Bisa gituuuu yaaaa! Alhasil kami harus menelfon dulu untuk pengiriman selanjutnya jika akan menggunakan travel ini.
4. Ganti Nama Perusahaan Bikin bingung
Ada beberapa travel di Bandung yang belakangan ini rajin sekali gonta ganti nama perusahaan. Memang mereka sempat bermasalah, bahkan beritanya ada di banyak pemberitaan televisi dan media cetak. Tapi setahu saya, satu tahun terakhir ini sudah tidak ada masalah karena mereka memperbaharui management perusahaan serta namanya. Setelah berbulan - bulan tidak pernah menggunakan Jasa travel itu lagi, saya kaget pas mau ngirim NAMA BERUBAH..... Lagi. terus pullnya pindah pulak. Hahahaha, jadi keder deh. Untungnya barang tetap bisa dikirim dengan lancar dan sampai di tangan customer dengan selamat.
5. Pastikan dulu Dimana lokasi Pull Pengiriman
Kadang - kadang saya suka terlalu percaya diri, suka tidak melakukan verifikasi ulang sebelum melakukan sesuatu. Sudah yakin benar bahwa apa yang ada di pikiran saya pasti benar. Ada satu waktu saat kami hendak mengirimkan barang ke beberapa tujuan yang berbeda, lalu dengan yakin kami pergi ke pull travel yang terdekat karena anggapan kami pasti semua tujuan berangkat dari pull yang sama. dan ternyata anggapan saya tersebut salah besar. Akhirnya dari pull di daerah Dago, kami harus ke Pasteur. Dari pull Cihampelas atas, kami harus ke Cihampelas bawah, dan begitu seterusnya. Lumayan menghabiskan bensin deh. Untuk perbaikan, maka akhirnya saya membuat denah tersendiri untuk setiap jasa travel, dimana lokasi pull nya dan tujuan serta biayanya. Biar gak keder lagiii! Aduhh, ampun deh!
6. Bukti Pembayaran Pake Kwitansi
Kalau yang ini entah kenapa memang rutin terjadi di salah satu travel. Setelah kami membayar total ongkos kirim, si mas yang bertugas pasti bilang "Bu, bukti pembayarannya pake Kwitansi ya. Soalnya print - annya lagi eror. Nanti resi pengambilannya kami tulis di kwitansi" begitu katanya. Padahal itu sudah kali ketiga kami kesana, dan masih saja belum diperbaiki oleh si perusahaan travel. Alhasil, kami tidak mengirimkan foto bukti pembayaran. Kami hanya mengetikan saja Nomor resi pengambilannya.
7. Macet, Barang tiba di tujuan menjadi Ngaret
Kalau yang terakhir ini sih yang agak mengkhawatirkan dari jasa perusahaan travel. Kita gak akan bisa memprediksi bagaimana situasi jalan dari Bandung ke Jakarta. Kalau lancar maka maksimal 4 jam, travel sudah tiba di pull tujuan dan customer kami sudah bisa mengambil barang tepat waktu. Namun jika tidak, wah gawat deh. Bisa - bisa customer kami ngomel karena ngaret. Seperti pengalaman yang baru - baru ini saya rasakan, karena kesalahan internal kami (urusan keluarga yang gak bisa ditunda) maka waktu pengiriman yang seharusnya dilakukan di pagi hari, baru bisa dikirim pukul 12 siang. Apesnya, hari itu tiba - tiba jalanan dari bandung ke Jakarta Macet, dan barang baru tiba di tujuan pukul 7.30 malam. Saya berkali kali mengecek ke travel dan customer kami yang sudah tentu kecewa karena terpaksa harus menunggu di travel tersebut sampai larut.
Seru - seru dan bikin geregetan yaa Pengiriman barang ini. Kalau lagi ga apes, semua kegiatan kirim - kirim barang insyallah lancar. Tapi kalau pas lagi adaaa aja masalah, bisa bisa kami kena complain dari customer. Kalau kalian punya pengalaman yang lebih mengesalkan dari pengalaman saya gak? Share yuk di kolom comment, barangkali aja ada pedagang online seperti saya ini yang lebih berpengalaman dalam hal kirim - kirim barang dan punya tips jitu, saya dibagiiii dong tips nya! Terima kasih ya sudah baca tulisan saya hari ini semoga bermanfaat bagi kalian semua saat hendak melakukan pengiriman barang.
waaagh! saya juga punya usaha sendiri di bidang perikanan. Urusan kirim ngirim barang ini bikin deg-degan wkwkwkwk. Abis barang saya kan makanan, telat aja nyampe pasti basi :( udah nyoba berapa biji ekspedisi, bahkan yang terbaik pun pasti ada salah2nya mulu.
BalasHapusiya nih kalau urusan kirim2 makanan tuh ga bisa main2 ya teh.. salah sedikit bisa kacau semua dagangan kita
HapusWow seru yah kirim kirim barang. Saya juga pernah dibuat dag dig dug saat kirim cilok ke Jakarta dan Serang. Terpenggal libur. Takut barang rusak. Alhamdulillah respon konsumen ttp baik dan ciloknyaaa enak. Wah rasanya jantung nyambung lagi 😅
BalasHapuswahhh mau lah nyobain ciloknya teh Yayu
HapusWkwkwkwk.. kebayang dah kl lg otw kirim trus macet. Keringet dingin n gmz gmz kzl.. Sukses buat 4L4Ynya yaa
BalasHapusNuhunnn tehhh
Hapus