WARNING : Tulisan ini berisi Ceramah Gak Penting, Curhatan Soal Nambah Umur. Jika anda Gampang Bosan dan jenuh dengan ceramah ala ala pemuka agama, Jangan baca Tulisan saya yang ini ya! Hehehehe *Peace (^.^)v
Bagi saya pertambahan usia bukan sesuatu yang harus dirayakan, karena setiap harinya usia saya bertambah terus. Meskipun tahun ini usianya genap di angka 30, kami sekeluarga tidak merayakannya dengan berlebihan. Persis seperti tahun - tahun sebelumnya. Di tanggal 13 Oktober tidak akan ada lilin untuk ditiup, kue ulangtahun untuk dipotong atau dimakan bersama. Yang ada hanya rasa syukur yang semakin berlipat ganda karena berkah yang gak ada habisnya diberikan Tuhan pada saya, dan keluarga kecil saya ini. Ketimbang merayakan dengan berlebihan, saya memilih untuk berefleksi dan introspeksi diri kembali. Apakah di hari - hari sebelumnya, ada hal yang semestinya tidak saya lakukan sehingga saya bisa melakukan perbaikan - perbaikan.
7 tahun sudah saya hidup dengan virus HIV di dalam darah. Tapi saya tidak pernah marah pada almarhum suami saya karena telah menularkan virus ini. Kami sama - sama ada di posisi yang sama, tidak memiliki cukup informasi untuk menjaga diri, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab di masa muda dulu. Saya merasa, hidup dengan HIV justru adalah kesempatan saya untuk memperbaiki diri. Lebih menjaga kesehatan, lebih menyayangi tubuh serta pikiran, dan tentunya lebih menghargai kehidupan. Selama 7 tahun ini saya diberikan kesempatan untuk lebih banyak membantu memberikan informasi kepada masyarakat yang belum memahami persoalan HIV AIDS, membantu mendampingi teman - teman yang terinfeksi HIV agar mereka lebih semangat menjalani hidup barunya.
30 tahun ini juga kemudian saya syukuri bagaimanapun bentuknya, Keseruannya, tantangan dan dramanya, serta Haru biru dan sedihnya. Bahwa, ada hal hal yang manusia gak pernah duga akan selalu datang dalam kehidupan dengan cara - cara yang misterius. Ada kesenangan dan berkah yang diberikan Tuhan dan kita rayakan dengan suka cita, namun sesungguhnya itu adalah sebuah ujian, apakah kita bisa bijak mengolah rasa - rasa bahagia tersebut tanpa kesombongan dan dada yang terlalu membusung. Ada juga suatu musibah dan kesulitan yang datang menerpa kita dan kita sesali atau tangisi, padahal sesungguhnya itu adalah kebaikan yang diberikan tuhan supaya kita bisa lebih belajar ikhlas dan bersabar. Kedengerannya klise, tapi 30 tahun ini saya benar - benar belajar banyak hal yang diluar cara berfikir kita tentang kesenangan dan kesedihan.
Di tahun ini juga saya diingatkan tentang hakikinya sebuah kematian. Bahwa nantinya kita semua termasuk saya akan mati, akan kembali kepada sang pencipta. Jadi yang harus dipersiapkan oleh kita adalah sebaik - baiknya kehidupan yang kita jalani sekarang harusnya jangan ada kesia - siaan, lebih banyak memberikan manfaat, dan melakukan lebih banyak kebaikan. Supaya saat kita meninggal nanti, orang gak melepas kita dan menangisi kita karena telah meninggalkan mereka dengan beban - beban baru seperti hutang dan hal hal tidak menyenangkan yang membekas di hati mereka.
The last thing on my mind is, betapa bersyukurnya saya di tahun ini diberikan berkah yang luar biasa. Yaitu kehamilan saya yang memang dinantikan oleh kami. Hal yang gak pernah kami duga sebelumnya, bahwa kami diberi kepercayaan yang sangat luar biasa besar. Kembali menjadi orangtua dan akan mengurus 2 orang anak. Prosesnya masih berlangsung tentunya, karena si jabang bayik masih berusia 6 minggu. Akan ada pembelajaran - pembelajaran berharga yang kami lalui dalam proses mengandung, melahirkan dan membesarkan si bayi. Yang belajar tentunya bukan hanya saya si ibu, tapi ayahnya.. kakaknya si Malika dan keluarga besar kami. Tentang bagaimana HIV tidak menjadikan halangan bagi kami untuk tetap bisa mengemban segala amanah, menjalani kehidupan dengan cara yang kami pilih, serta bagaimana kami membahagiakan keluarga ini dengan cara - cara yang sederhana.
Well, Happy Birthday Ayu Oktariani, Stay Happy.. Healthy and Enjoy Life!
7 tahun sudah saya hidup dengan virus HIV di dalam darah. Tapi saya tidak pernah marah pada almarhum suami saya karena telah menularkan virus ini. Kami sama - sama ada di posisi yang sama, tidak memiliki cukup informasi untuk menjaga diri, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab di masa muda dulu. Saya merasa, hidup dengan HIV justru adalah kesempatan saya untuk memperbaiki diri. Lebih menjaga kesehatan, lebih menyayangi tubuh serta pikiran, dan tentunya lebih menghargai kehidupan. Selama 7 tahun ini saya diberikan kesempatan untuk lebih banyak membantu memberikan informasi kepada masyarakat yang belum memahami persoalan HIV AIDS, membantu mendampingi teman - teman yang terinfeksi HIV agar mereka lebih semangat menjalani hidup barunya.
Yesterday is Gone, Tomorrow has not yet come. We have only today, Let Us begin!- Mother Theresa
30 tahun ini juga kemudian saya syukuri bagaimanapun bentuknya, Keseruannya, tantangan dan dramanya, serta Haru biru dan sedihnya. Bahwa, ada hal hal yang manusia gak pernah duga akan selalu datang dalam kehidupan dengan cara - cara yang misterius. Ada kesenangan dan berkah yang diberikan Tuhan dan kita rayakan dengan suka cita, namun sesungguhnya itu adalah sebuah ujian, apakah kita bisa bijak mengolah rasa - rasa bahagia tersebut tanpa kesombongan dan dada yang terlalu membusung. Ada juga suatu musibah dan kesulitan yang datang menerpa kita dan kita sesali atau tangisi, padahal sesungguhnya itu adalah kebaikan yang diberikan tuhan supaya kita bisa lebih belajar ikhlas dan bersabar. Kedengerannya klise, tapi 30 tahun ini saya benar - benar belajar banyak hal yang diluar cara berfikir kita tentang kesenangan dan kesedihan.
Di tahun ini juga saya diingatkan tentang hakikinya sebuah kematian. Bahwa nantinya kita semua termasuk saya akan mati, akan kembali kepada sang pencipta. Jadi yang harus dipersiapkan oleh kita adalah sebaik - baiknya kehidupan yang kita jalani sekarang harusnya jangan ada kesia - siaan, lebih banyak memberikan manfaat, dan melakukan lebih banyak kebaikan. Supaya saat kita meninggal nanti, orang gak melepas kita dan menangisi kita karena telah meninggalkan mereka dengan beban - beban baru seperti hutang dan hal hal tidak menyenangkan yang membekas di hati mereka.
The last thing on my mind is, betapa bersyukurnya saya di tahun ini diberikan berkah yang luar biasa. Yaitu kehamilan saya yang memang dinantikan oleh kami. Hal yang gak pernah kami duga sebelumnya, bahwa kami diberi kepercayaan yang sangat luar biasa besar. Kembali menjadi orangtua dan akan mengurus 2 orang anak. Prosesnya masih berlangsung tentunya, karena si jabang bayik masih berusia 6 minggu. Akan ada pembelajaran - pembelajaran berharga yang kami lalui dalam proses mengandung, melahirkan dan membesarkan si bayi. Yang belajar tentunya bukan hanya saya si ibu, tapi ayahnya.. kakaknya si Malika dan keluarga besar kami. Tentang bagaimana HIV tidak menjadikan halangan bagi kami untuk tetap bisa mengemban segala amanah, menjalani kehidupan dengan cara yang kami pilih, serta bagaimana kami membahagiakan keluarga ini dengan cara - cara yang sederhana.
Well, Happy Birthday Ayu Oktariani, Stay Happy.. Healthy and Enjoy Life!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar