Teman semuaaa, Hari ini saya sungguh bersemangat untuk kembali (KONSISTEN) nge-blog. Iyaaa, benerannn.. Mau tau gak alasannya? Well, alasannya karena saya HAMIL gaess. iyaaa, Hamil... ada jabang bayi di dalam rahim saya. Ya Allah, Alhamdulilah.. saya gak henti - hentinya bersyukur. Saat sadar, blog kembali berdebu selama 3 bulan terakhir, saya merasa sungguh menyesal. Dan akan menebusnya dengan menceritakan detil kehamilan saya di blog, mulai hari ini, sampai (INSYAALLAH) hari kelahiran nanti, setelah si bayi lahir. Saya yakin semua teman akan pada banyak bertanya-tanya.. jadi mendingan saya tuliskan, hitung-hitung bisa saya bacakan kembali pada si jabang bayi setelah lahir nanti.
Pertanyaan - pertanyaan yang muncul akan seputar, "Kok bisa ya, Perempuan yang terinfeksi HIV seperti ayu, Hamil?", atau mungkin ada pertanyaan lainnya.. "Nanti bayinya ketularan gak?".. atau pertanyaan lain soal kehamilan dan HIV. Tenang aja.. teman sekalian bisa nulis semua pertanyaan di kolom comment, saya janji akan jawab. Kalau ga tau jawabannya, saya akan tanya dokter, atau suami, atau ibu saya. Hihihihi.. trust me I am so excited to face so many things today until next 30 weeks in front.. So here we go!
Jadi setelah usaha yang dilakukan oleh kami untuk bereproduksi, saya men-challenge diri saya sendiri untuk melakukan pemeriksaan menggunakan test pack. Dan sesuai dengan perkiraan saya, hasilnya adalah dua garis berwarna merah. Pemeriksaan saya lakukan pada hari Selasa, 20 September 2016 pukul 04.30 pagi, karena pukul 6 nya saya harus pergi ke Jakarta, karena ada pekerjaan.
Selepas saya melakukan pemeriksaan di toilet subuh subuh, saya menuju ke kamar menghampiri suami yang masih terlelap dengan mangapnya. Saya duduk di lantai, dan mulai mencolek hidungnya. "Pap.." panggil saya. dia hanya berdeham. "Ada kabar bahagia, mau dengar gak?" lalu dia membuka sebelah matanya, persis seperti Jaja Miharja kalau sedang membawakan acara musik dangdut. Saya kemudian menunjukan alat pemeriksaan yang telah bergaris dua tersebut. Kedua mata pak suami langsung terbuka. Muka nya kala itu tidak karuan, antara senang.. ngantuk.. pusing karena dipaksa melek.. dan penuh kasih. Pasti seneng banget ya pak! well, aku pun begitu.
Selama 4 hari lamanya saya berada di Jakarta untuk menyelesaikan pekerjaan. Yang menyenangkan sekaligus mengharukan adalah, saya hamil saat sedang menyusun pedoman pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, yang nanti akan ditujukan kepada teman - teman perempuan yang hidup dengan HIV AIDS di seluruh Indonesia. lalu elus - elus perut si bayik.. semoga usaha dan perjuangan yang saya dan kawan - kawan lakukan ini dapat memberi manfaat yang lebih banyak yaaa buat lebih banyak orang. amin.
Jumat sore, pukul 5 saya kembali ke Bandung menggunakan bus.. sedih dan kesal, karena hari itu jalan sangat macet. Jam 21.30 saya baru tiba di Bandung. 4,5 jam perjalanan, cukup membuat saya super kelelahan dan mual tidak tertahankan. Ditambah lagi, saya sempat ketiduran saat berada di rest area sehingga tidak sempat membeli makanan apapun. Perut buncit saya yang kini berisi janin pasti kelaparan, maafkan yaa janinku. Sampai di Bandung, tentunya saya langsung melahap habis sepiring nasi, dengan telur kecap dan bihun goreng, masakan spesial dari mamang tukang nasgor langganan kami dekat rumah.
Sabtu ini, 24 September 2016 kami ke RS Hermina Arcamanik untuk menemui dokter kandungan. Lho kok jauh sekali ke dokternya sampai ke Arcamanik, kan rumahnya di tengah-tengah.. di jalan veteran. Itu semua karena kami memang berniat untuk bertemu dengan dr. Anita Rachmawati SPog di RS tersebut. Dokter Anita, adalah salah satu dokter yang memang menangani pasien HIV yang hamil seperti saya. Kenapa saya pilih dokter yang memang mampu dan mau menghandle persoalan HIV? Karena saya ingin mendapat perlakuan yang sama, dari dokter yang memahami persoalan HIV, khususnya untuk perempuan hamidun seperti saya ini.
Awalnya kami sempat sedih, karena setibanya di RS, bagian pendaftaran bilang saya gak bisa ketemu dokter Anita. Karena semua pasiennya harus dengan perjanjian. Saya langsung menekuk muka, sedih kesal campur aduk. Saya bertanya "Bagaimana atur appointmentnya?", si mbak menjawab melalui telfon ke kontak RS Hermina Arcamanik. Saya menimpali, bagaimana bisa terdaftar kalau semua saluran telfon disini gak ada yang mengangkat karena sibuk. Lalu dengan terpaksa, saya mendaftar ke dokter lainnya. Sambil menggerutu, kami menuju meja suster untuk menimbang berat badan dan mengukur tensi. Lalu saya bilang "Saya seharusnya ke dokter Anita ini sus, tapi sayang.. sudah full ya". Salah satu suster menjawab dengan semangat "Ada kok dokter Anitanya!".. dan keajaiban selanjutnya adalah, sang suster meminta dokter Anita untuk memasukan saya kedalam daftar pasien terakhirnya hari itu. Alhamdulilah!! Bahagiaa.. gak jadi cemberut!
Kenapa harus dokter Anita?? Karena dengan dokter Anita, saya leluasa bercerita bahwa saya terinfeksi HIV 7 tahun silam, dan telah mengkonsumsi ARV selama 6 tahun. CD4 saya 1.131 dengan Viral Load undetectable, Kondisi saya baik, dan memungkinkan untuk hamil. Dengan senyumnya yang sederhana dan hangat, dokter Anita melakukansemua pemeriksaan dengan sangat baik dan membuat saya nyaman. She has no time to stigma and discriminate me, she taking care of me same as her other patient. Alhamdulilah, terima kasih Allah swt, Tuhanku!
Saya diminta berbaring di kasur periksa, dan dokter melakukan USG. And here it is!.. the womb.. and the tiny lil peanut, 0,3 centimeters.. 3 weeks old. hello there..*dadah dadah ke layar monitor* Dokter bilang masih sangat kecil, 2 minggu lagi saya diminta kembali menemuinya, untuk melihat perkembangan si jabang bayik yang masih seemprit itu. Saya yang 9 tahun lalu hamil tentu banyak lupa rasanya, dan harus apa.. maka begitu banyak pertanyaan yang saya lontarkan. Dokter Anita hanya memastikan beberapa hal, yang pertama tetap minum ARV, lalu mengkonsumsi vitamin berupa asam folat yang diberikannya, lalu makan dengan porsi yang tidak begitu banyak tapi sering, jangan terlalu kecapekan karena 3 bulan kedepan mual akan sangat terasa.
Ahh, halaman ini semua isinya curhat. Tapi You should know that, I never feel blessed like this. Dulu saya sangka, saat terinfeksi saya akan mati keesokan harinya. Nyatanya, Tuhan masih kasih saya kesempatan untuk hidup.. bahkan sehat.. minum ARV.. kondisi prima.. menikah lagi dengan suami yang tidak HIV.. dan kini, hamil 3 minggu. Oh dear, I'm blessed. terima kasih tuhanku! Saya akan menulis terus buat kalian, buat bayi di perut saya, buat Kakak Malika.. dan buat siapapun yang percaya bahwa hidup bersama mereka yang terinfeksi HIV bukanlah mimpi buruk. There will always a light in a most darkest place.
I see you all, in my next stories yaa! Laff!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar