Tahukah kemana perginya semua makanan yang kita makan selama ini? Apakah makanan yang kita makan, sudah mencukupi kebutuhan tubuh, bukan hanya mengenyangkan, tapi gizi dan manfaatnya betul dirasakan oleh setiap bagian tubuh kita?
Saya, sejujurnya dulu gak tahu, gak mau tahu dan cenderung cuek. yang penting gak sakit dan gak masuk rumah sakit. Thats it, itu aja. Padahal, tubuh ini seperti mesin yang terus bergerak, dan butuh perawatan yang benar-benar terperinci oleh sang puan alias kita yang dititipi oleh Tuhan semesta alam. Nah sayangnya, karena kebanyakan dari kita gak mau tahu, juga didukung oleh pendidikan di Indonesia yang gak terlalu concern untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya "Knowing Your Body", bukan hanya untuk urusan makanan tapi lebih lagi mengenai organ tubuh hingga organ reproduksi.
Jadi, Setelah menulis tentang drama kehidupan saya gak ada habisnya, saya kemudian berfikir untuk menulis cerita lanjutannya. Kali ini saya mau cerita sama teman-teman yang rajin baca blog saya, tentang pentingnya mengenal tubuh kita, khususnya kenapa akhirnya si 'FAM' iki bisa muncul (lagi) di tubuh saya.
Baca Juga yuk : Setelah 15 Tahun, 'Fibroadenoma Mamae' Lagi?
Berdasarkan informasi yang saya baca di alodokter.com; FAM atau Fibroadenoma Mamae adalah salah satu tumor jinak pada payudara, dia mudah bergeser saat disentuh, bentuknya teratur padat dengan konsistensi kenyal/keras dan teraba permukaannya licin. Fibroadenoma ini bisa membesar dan mengecil dengan sendirinya serta memiliki ukuran yang cukup variatif. Pada masa kehamilan, biasanya FAM akan membesar. biasanya, FAM sering muncul pada perempuan usia produktif, between 20-30 tahunan.
Dulu (15 tahun lalu) pada saat saya diketahui ada FAM, dokter bilang bisa jadi banyak penyebabnya. Seperti keturunan dari keluarga, obesitas atau kegemukan, respon tidak normal pada tubuh terhadap hormon estrogen, bisa juga faktor hormonal dari makanan yang kita makan atau obat-obatan dan alat medis yang kita gunakan, bisa juga dari polusi udara baik dari kendaraan ataupun rokok. Setelah melakukan serangkaian interview, dokter menyimpulkan faktor utama yang menyebabkan saya memiliki FAM saat itu adalah faktor makanan yang menganggu kerja hormon di tubuh saya.
Lantas makanan apa yang kita makan? Itu yang jadi pertanyaan terbesar saya. Kok ada lagiiii sih ini FAM di payudara saya? lalu saya mengadakan riset kecil-kecilan (read : membaca buku dan artikel kesehatan mengenai fam). Seperti yang dokter saya pernah bilang, ternyata makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia itu kita perlu hati-hati sekali. Kita gak pernah benar-benar bisa memastikan makanan apa yang dimakan oleh sapi, kambing atau ayam? gimana coba caranya memastikan itu. pusing kan? Ada kekhawatiran pestisida atau zat kimia ada pada makanan hewan tersebut.
duh ngiler gak sih.. -_-" |
Terus saya tiba-tiba kebayang lezatnya Fast Food -_-" gak usah nyebutin resto nya, tapi kebayang gak krunchy-nya ayam goreng atau burger dengan saus dan.. ah.. sudahlah. belum lagi bakso.. ahh.. gimana yah.. kebanyakan produsen makanan menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa dan menyempurnakan rasa masakan. padahal efeknya duh... Jadi gaess, kita harus tahu betul makanan apa yang kita makan dan dampaknya bagi tubuh. Dan hati-hati, ada begitu banyak makanan yang begitu lezat, tapi akan memberi dampak berbahaya bagi kita di masa yang akan datang.. di masa tua kita.. ya bukannya gak boleh sih, tapi ada pengaturannya kali ya, makanan dari senin sampai minggu, dari pagi sampai malam. Itupun kalau kita mau tetap sehat di masa mendatang (ngomong sama diri sendiri)
Yang gak boleh lupaaa, Buat Jadwal dan catatan hal penting seperti jadwal menstruasi, berat dan tinggi badan setiap bulannya, atau kapan terakhir makan fastfood/bakso/mie instan, atau bikin juga jadwal hubungan seks terakhir dengan pasangan (bagi yang sudah aktif berhubungan seksual). Mungkin kelihatannya sepele dan gampang diingat. Tapi.. karena berkaitan erat dengan tubuh kita. Pada akhirnya pasti kita akan membutuhkan data-data tersebut sewaktu-waktu.
Baca Juga Yuk : Take Your Test, No Regret!
Pernah gak Cek kesehatan ke dokter? Nah lho! Jangan-jangan karena merasa sehat walafiat, jadi nyantai-nyantai aja, selonjoran di pantai. Terus kalau udah sakit baru deh, kalang kabut kayak orang kebakaran jenggot (kayak saya). Dulu saya sangat menyesal, kenapa sih gak cek HIV jauh sebelum almarhum suami meninggal. Setelah tahu bahwa penting melakukan pemeriksaan kesehatan, saya sekarang jadi orang yang paling rajin cek kesehatan. Rutin pemeriksaan darah lengkap, cek ini dan itu. Rutin ke dokter, dan semuanya saya lakukan saat semua penyakit udah ada di badan.
itu yang semestinya kita hindarin lho. Jadi ada baiknya, kita mulai rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Misalnya, keluarga kita ada riwayat punya penyakit diabetes melitus atau jantung, kita bisa secara inisiatif datang ke RS atau laboratorium swasta untuk melakukan pemeriksaan. Apakah kita juga ada keturunan memiliki penyakit yang sama. Nah misalnya juga, kita sudah aktif berhubungan seksual, kita sebaiknya secara sadar melakukan beberapa pemeriksaan seperti pap smear (bagi perempuan), dan pemeriksaan HIV aserta infeksi menular seksual.
Memang sih kedengerannya menyeramkan, Kalau memang hasilnya positif, pasti bikin kita pusing dan stres banget. But trust me, mengetahui sakit saat tubuh sehat itu rasanya jauh lebih enak, daripada tahu kita sakit saat kita udah ga sadar, dan ga punya daya untuk nolong diri kita sendiri. Kalau udah kayak gini, kita harus tanya sama diri sendiri. Seberapa sayang kita sama tubuh kita? kenapa kemudian penting tahu makanan apa yang kita makan, pernah gak kita cek kesehatan saat kita masih sehat, pernah gak kita mengukur batas dan kemampuan tubuh kita sudah sejauh apa. Jadi jangan sampai tubuh sakit, lalu teriak minta tolong.
Baca Juga Yuk : Leaving For Good, Thanks My Doctor!
Yang gak kalah penting adalah Peran orangtua di rumah dan guru di sekolah. Kalau ada diantara teman-teman yang baca tulisan saya ini adalah orangtua atau seorang pendidik, mulai sekarang bisa menanamkan nilai-nilai tentang pentingnya menyayangi diri sendiri. Tentang pentingnya mengetahui bagian dari tubuh kita, selain anak bisa paham bagaimana menjaganya sendiri, juga penting agar anak-anak bisa terhindar dari kejahatan seksual. Kita bisa menanamkan kepada anak bagaimana hidup sehat, makanan yang sehat, bagaimana menjaga kebersihan diri.
Nah yang terakhir adalah pentingnya kita memiliki Investasi kesehatan. Bentuknya bisa macem-macem, bisa dengan ikut asuransi, bisa membuat tabungan khusus, atau ikut jaminan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Memang gak akan kita pakai sekarang juga dalam waktu dekat, tapi sewaktu-waktu saat dibutuhkan, investasi kesehatan ini tentunya akan sangat bermanfaat. Tulisan ini sebetulnya adalah salah satu bentuk refleksi saya setelah kejadian FAM yang muncul di payudara kanan saya saat ini. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat bagi kawan-kawan semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar