sumber :https://en.wikipedia.org/wiki/Temple_Grandin_(film) |
Sore ini suamiku mengajak kami (aku dan Malika) untuk ikut ke bengkel mobil, karena nampaknya ada beberapa persoalan serius yang harus diperbaiki dari mobilnya. Awalnya aku mengiyakan ajakannya, namun saat aku makan sambil menyetel televisi, aku melihat sebuah film yang menarik perhatianku, lebih tepatnya mencuri keinginanku untuk ikut suami ke Bengkel.
Beberapa detik setelah menjawab ya, aku ingin ikut, aku merubah pikiran. I really wanna watch this movie, begitu batin ku dalam hati. Aku bilang padanya, hari sudah mulai gelap, aku takut bosan saat menemaninya di bengkel, dan lagipula Malika terlihat lelah setelah berolahraga pagi tadi, dan dia butuh tidur siang. Selain itu aku ingin meneruskan menonton film ini. I believe this movie is good for me to learn more about life.
Adegan pertama yang kusaksikan adalah saat seorang perempuan, bertubuh tinggi kurus, berambut ikal pendek berwarna keemasan, bicaranya cepat dan terbata-bata. Wajahnya cantik, hidungnya mancung dan kulitnya putih. dia menggunakan kemeja dan celana panjang, tidak seperti kebanyakan perempuan dalam film itu yang menggunakan dress terusan dan tampil seperti perempuan pada umumnya.
Temple Grandin, seketika membuatku penasaran, siapa perempuan ini. Seperti apa filmnya. Saat itu Grandin, tengah membuat sebuah mesin (begitu dia menyebutnya), mesin ini dibuatnya untuk menggantikan efek pelukan yang diberikan dari manusia dan dapat membuat Grandin merasa jauh lebih tenang. Digambarkan dalam film ini, Mesinnya terlihat sangat buruk, karena bahan yang digunakan adalah bahan-bahan bekas, seperti kayu yang ditemukan sembarangan. Namun cara kerja mesin ini, menurut Grandin seperti sebuah pelukan. Grandin, adalah seorang perempuan yang mengidap masalah autisme. Ada beberapa persoalan yang dia rasakan sangat menganggunya, seperti salah satunya dia tidak nyaman mendapatkan sentuhan dari orang lain.
The Squeeze Machine yang telah disempurnakan sumber : www.therafin.com |
Keberadaan mesin itu dalam kamar asramanya membuat teman sekamarnya merasa tidak nyaman, begitupula pemilik asrama dan sekolah tempat dia belajar. Mereka berfikir bahwa Grandin adalah siswa yang aneh, dan berbahaya bagi siswa lainnya.
Untuk bertahan di sekolah tersebut, Grandin bersikukuh bahwa mesin itu tidak akan menganggu siapapun. itu hanya membantunya menjadi lebih baik dan lebih tenang. Bahkan dia membuat riset, dan meminta beberapa siswa secara sukarela untuk mencoba mesin tersebut, dan menanyakan bagaimana rasanya berada di dalamnya. Namun usahanya sia-sia. Semua sepakat untuk mengeluarkan Grandin dari sekolah tersebut. Sehingga sang ibu memutuskan untuk memindahkannya ke sebuah ke sekolah untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, Hampshire Country School. Disana dia betemu dengan Dr.Carlock yang percaya bahwa Gardin memiliki bakat luar biasa yang tidak dimiliki kebanyakan anak. Dan sejak itu, Grandin memulai perjalanan kehidupannya, tanpa berusaha menyembuhkan Autis, namun mengembangkan kelebihan-kelebihan dalam autisme-nya.
Temple Grandin, merupakan sosok hidup yang kemudian dibuatkan biografi film yang sangat menggugah banyak orang di seluruh belahan dunia. Kini, Grandin berusia 68 tahun. Percaya atau tidak, dia adalah seorang profesor untuk ahli ilmu pengetahuan dan hewan di Colorado State University.
Grandin juga dengan otaknya yang brilian, mampu mempelajari sifat-sifat hewan. Dia membuat sebuah sistem untuk menggiring sapi ternak menuju area pemotongan hewan yang lebih cost efektif. karena sistem yang dibuatnya kemudian, terbukti dapat mengurangi tingkat stres dari hewan, dan memiliki waktu yang lebih efektif untuk kerja rumah pemotongan hewan. Grandin percaya, bahwa Sapi sangat dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi, namun bukan berarti kita bisa berlaku kejam. Gradin percaya, hewan juga harus diperlakukan secara manusiawi sebelum disembelih.
sumber : google.com |
Grandin juga dengan otaknya yang brilian, mampu mempelajari sifat-sifat hewan. Dia membuat sebuah sistem untuk menggiring sapi ternak menuju area pemotongan hewan yang lebih cost efektif. karena sistem yang dibuatnya kemudian, terbukti dapat mengurangi tingkat stres dari hewan, dan memiliki waktu yang lebih efektif untuk kerja rumah pemotongan hewan. Grandin percaya, bahwa Sapi sangat dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi, namun bukan berarti kita bisa berlaku kejam. Gradin percaya, hewan juga harus diperlakukan secara manusiawi sebelum disembelih.
Buku Karangan Grandin |
Lihat Beberapa Video ini sebelum menonton langsung.
1. Trailer Film "Temple Grandin"
2. Temple's Grandin Speech Scene in Movie
3. Temple Grandin, her Explanation about her "The Autistic Brain" Book
4. Behind the scenes of 'Temple Grandin' at Colorado State University
5. HBO Films: Temple Grandin - A Behind The Scenes Featurette (HBO)
6. Dr. Temple Grandin - The Woman who thinks like a Cow
7. Temple Grandin in Wikipedia
8. Temple Grandin Personal Website
Aku sukak postingan kamu 😘😘
BalasHapus