doc. Yusuf P |
Aku menulis ini di penghujung hari. entah mengapa. mungkin karena harus memikirkan apakah pemikiran-pemikiran dan perasaan ini pantas untuk dituangkan ke blog yang dibaca oleh publik. lalu aku berfikir, tak apa. semoga dia membaca tulisan ini, karena ternyata kami tidak bisa banyak berbicara melalui kata-kata.
aku mengetikkan kata-kata yang terbesit didalam kepala saya, disaat dia terbaring persis di sampingku. suara batuknya begitu kencang, sehingga beberapa kali aku tersentak kaget. sudah berkali-kali aku menyarankannya untuk berhenti merokok. tapi rasanya itu tidak mungkin. karena dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk berhenti. aku menuangkan kata-kata yang ada di dalam kepala saya seraya berfikir, apakah ada perubahan setelah dia membaca tulisan saya. karena setelah pembicaran terakhir kami tentang apa yang ku rasakan, tidak ada yang berubah. esok tetaplah hari esok. seperti kemarin.
Aku menuliskan catatan ini untukmu. untuk kau baca di kemudian hari. entah esok, atau lusa.. atau saat aku telah tiada (semoga tidak). Aku ingin kau membacanya saat aku masih berada di sampingmu, agar aku dapat melihat, apakah kau memaknai betul apa yang aku inginkan dan harapkan dari perjalanan kita.
Tahukah kau, aku adalah seorang libra yang setia. yang hanya mencintai seseorang sampai akhir hayatnya, dan tidak akan kuingkari itu. Sampai jasad sang pria itupun telah menyatu dengan tanah, wajahnya masih melekat dalam pikiranku, meski sudah 7 tahun lamanya. Maka setelah pertemuan pertama kita, apa yang membuatmu yakin bahwa aku adalah orang yang ingin kau lihat setiap hari sumur hidupmu?
Bagimu ini yang pertama, namun ini adalah pernikahan keduaku. Aku ingin semua jauh lebih baik. Aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahanku di waktu lampau bersamamu. Apakah kau menginginkan hal yang sama? Memiliki langkah yang lebih baik dari kehidupanmu yang sebelumnya. Bukan aku menghakimi bagaimana kehidupanmu di masa lampau. Namun apakah bersamaku kini terasa jauh lebih baik? Kemanakah kau bawa langkah kaki ini melaju? Dengan apakah kita akan mengarungi samudera kehidupan kita berdua?
Pertanyaan itu akan tetap menjadi sebuah tanda tanya bagiku. Sampai kau menjawabnya. Bukan dengan kata. Tapi dengan perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar