doc. pribadi |
Pagi ini diawali dengan ledakan tangis neng manis geulis, anak kesayangan saya, Malika. Dia menangis lantaran bangun kesiangan, dan mimpi olahraga paginya hangus termakan waktu. Lalu kami berusaha menenangkannya, dan meyakinkan ritual jalan pagi setiap hari minggu tidak akan hilang meskipun waktu sudah menujukan pukul 7.30.Setelah mandi dan bersiap-siap kami berjalan kaki menuju Cikapundung Riverspot yang terletak di samping Museum Konferensi Asia Afrika.
Perjalanan dari rumah menuju tempat yang dituju tidak memakan waktu lama, hanya 10 menit berjalan kaki. Karena rumah kami yang terletak di samping puskesmas Tamblong, begitu dekat dengan Alun-alun bandung dan Braga. Tidak perlu mengendarai motor, kami selalu berjalan kaki ke beberapa titik rekreasi kota Bandung. Cikapundung Riverspot, selesai di renovasi beberapa hari sebelum peringatan 50th KAA oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil.
doc.pribadi |
Di tempat ini salah satunya yang kemudian terdapat air mancur, dan tempat duduk-duduk santai. Malika senang sekali main disini, karena dia bisa leluasa bermain sepeda, otopet, ataupun bola. Sedangkan saya bisa duduk manis membaca buku sambil mendengarkan musik. Kalau malam tiba, area air mancur akan diterangi dengan lampu-lampu yang membuat suasana menjadi romantis dan menyenangkan. Alhasil pagi ini kami berolahraga pagi di area samping Cikapundung Riverspot.
doc.pribadi |
doc.pribadi |
Selain barang elektronik dan toko jam disini juga berjajar begitu banyak orang yang menjual batu cincin dan frame kacamata bekas tapi kualitasnya masih sangat bagus. Dulu saya harus merogoh kocek Rp 250.000 untuk frame kacamata yang saya gunakan. Di pinggir pertokoan daerah Alkateri ini, saya hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 50.000 saja. Tinggal ke optik yang menyediakan jasa penggantian lensa, dan kacamata baru bisa saya gunakan. Sayangnya suami yang tadinya mau membeli kacamata hitam untuk menggantikan kacamatanya yang patah, tidak jadi karena tidak ada model yang cocok.
Dari Alkateri kami lalu (secara inisiatif, karena sembari melewati) singgah ke Monumen Penjara Banceuy. Tempat Presiden RI pertama Ir.Soekarno diasingkan. Sebetulnya, ini sudah kali kesekian kami kesini, tapi sayangnya selalu ditutup. Entah kepana, apakah tidak ada orang yang menjaga untuk membukakan pintu? Atau bagaimana pengelolaannya? Karena selama ini ya, mendengar nama Penjara Banceuy, hanya dari berita saja. Tidak pernah nampak langsung bagian dalamnya, khususnya setelah kembali direnovasi oleh RK menjelang peringatan 50th KAA.
Hal ini sebenarnya jadi membuat saya penasaran, dan gigit jari karena kami hanya bisa memandangi dinding bagian samping dari bangunan kecil yang menjadi tempat Kusno (nama kecil Soekarno) dipenjara. Saya lantas mencari tahu informasi dari situs pencarian sejarah (semoga benar), mengenai asal muasal kenapa Presiden Soekarno dipenjara di tempat ini. Kira-kira begini penjelasan yang saya dapat.
"Di penjara ini, presiden pertama RI Ir. Soekarno pernah mendekam selama delapan bulan atas tuduhan pemberontakan dan dijerat pasal-pasal karet haatzai artikelen. Saat itu, pada akhir Desember 1929, Soekarno yang menjabat Ketua PNI dijebloskan ke Penjara Banceuy bersama rekan satu pergerakannya, yaitu R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI Pusat PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II Cabang Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Cabang Bandung).
kasur didalam bangunan penjara sumber : google.com |
Setelah di renovasi kami hanya bisa memandangi dari luar saja karena digembok doc.pribadi |
Setelah di renovasi, terdapat patung Bung Karno di depan bangunan putih yg berupa penjara. Gambar diambil dari sela-sela pagar. doc.pribadi |
Kecewa tidak bisa masuk kedalam Penjara banceuy, kami mengobatinya dengan melanjutkan perjalanan. kami meluncur menuju Jl. Braga, jalan yang hampir setiap hari kami lalui. Tapi, menuju jalan Braga kami tidak melewati jalan yang umum dilalui orang. Karena kami memilih untuk lewat Kampung Braga. Area belakang ruko barang antik pasar Cikapundung yang membelah aliran sungai Cikapundung. Jalannya hanya bisa dilalui dengan motor untuk masuk ke area kampung dan berjalan kaki saat mau melewati jembatan.
Katanya, kalau cinta pada tempat kita tinggal, jangan hanya melihat bagian-bagian yang indah saja. Jajaki juga tempat-tempat yang justru jauh dari riuhnya kota. Seperti salah satunya tempat ini. Dari jembatan ini kami bisa melihat derasnya sungai Cikapundung. Selain itu kami juga bisa bertegur sapa dengan warga sekitar yang sangat ramah. Banyak ibu, bapak dan anak-anak yang duduk ngariung di sepanjang gang afandi ini. Karena daerahnya yang bersih dan nyaman, tentunya lewat area ini kita juga harus menghargai penduduk sekitar dengan ridak membuang sampah sembarangan. berikut foto-fotonya.
Yeay! Tidak terasa perjalanan hari ini begitu banyak tempat yang kami singgahi. Mulai dari Sarapan pagi lalu berolahraga di Cikapundung Riverspot, lalu ke daerah Alkateri untuk membali Frame kacamata dan batere arloji, Mengunjungi Monumen penjara Banceuy, yang ternyata di kunci dan tidak bisa kami masuk kedalamnya. Perjalanan kami lanjutkan ke Braga, lalu kemudian ditutup di Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Siapa bilang membahagiakan diri itu susah? ini adalah salah satu cara kami sekeluarga untuk menyehatkan badan, sambil menyenangkan diri. Terima Kasih Bandung, terima kasih keluargaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar