sumber : pexels.com |
Judul tulisan ini memang agak ajaib, dan membuat orang (mungkin) bertanya-tanya. Memangnya bagaimana ya orang yang hidup dengan HIV mengawali hari-harinya? Well, sebenarnya itu pertanyaan yang gak perlu dijawab. Karena apa yang kalian lakukan sehari-hari (hidup dengan HIV atau tidak), tidak berbeda dengan saya, dan banyak teman-teman yang hidup dengan HIV. Tulisan saya hari ini tidak berusaha mewakili teman ODHA, ini murni cerita saya pribadi sebagai orang yang hidup dengan HIV.
Dulu, sekitar tahun 2009 saat pertama kali mengetahui bahwa saya mengidap HIV, saya memiliki hari-hari yang sangat buruk. Hari-hari yang penuh dengan kesedihan dan kekecewaan. Rasanya sangat letih untuk melihat matahari terbit, karena saya tahu, saya harus pergi ke dokter setiap saat, saya akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. At that time, I really hate that place call Hospital. Karena saya baru saja kehilangan suami saya, dan serangkaian kejadian yang dengan cepatnya merenggut semua senyum dan tawa bahagia saya. Sampai kemudian saya bertemu dengan begitu banyak teman yang memberikan dukungan, perlahan semua berubah. Khususnya cara saya memandang kehidupan.
Sekitar 2 tahun saya berusaha menjalani pemulihan untuk diri saya sendiri. Bukan secara fisik, namun lebih secara mental dan psikologis. Bagaimana saya kemudian berusaha untuk memaafkan diri saya sendiri, membuka diri untuk menerima perubahan-perubahan dan belajar untuk berani melanjutkan kehidupan. Maka setelah kondisi kesehatan jauh membaik, terapi ARV sudah berjalan dengan lancar, saya kembali beraktifitas dan menjalani kehidupan dengan hati yang ikhlas. Karena saya sungguh percaya, tidak ada orang lain yang dapat menolong selain diri kita sendiri. Semua keputusan untuk berubah menjadi lebih baik ada di genggaman kita.
Hari ini, saya mengawali diri saya seperti hari-hari yang kemarin. Tidak berbeda. hampir 7 tahun, setelah saya didiagnosa mengidap HIV, hidup saya berjalan semestinya. Meminum obat setiap pukul 9 pagi dan 9 malam, membuatkan sarapan untuk anak dan suami saya, Membersihkan rumah, Membuka laptop untuk meneruskan rutinitas saya menulis dan bekerja. Setiap bulan pun saya rutin ke rumah sakit untuk bertemu dengan dokter, namun kali ini tidak ada kebencian, kekecewaan atau rasa marah terhadap keadaan yang Tuhan sudah tunjukan pada saya. Kali ini setiap langkah terasa lebih ringan dan mudah.
Saya tidak lagi begitu memikirkan urusan kesehatan dengan ngejelimet dan bikin sakit kepala. Saya menjalankannya dengan penuh tanggung jawab, karena persoalan kesehatan kini telah menjadi bagian pentin hidup saya, maka tidak boleh saya lewatkan kesempatan-kesempatan terbaik ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Even though I know life is never fair, life is unpredictable, life sometimes gives you roller coaster ride.. but you can still smile and enjoy the journey, right?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar