sumber : Pexels.com |
Apa hal pertama yang kau lakukan setiap pagi? beberapa akan menjawab mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah atau ke kantor, beberapa akan menjawab mengecek semua email dan notifikasi pesan yang masuk ke seluruh social media miliknya, beberapa akan menjawab tidak ada; ya tidak melakukan apa-apa.
Tidak ada yang salah dan benar, karena setiap orang memang memiliki urusannya masing-masing, aktifitasnya masing-masing. Bagaimana denganku? Mau tahu saya ngapain aja setiap pagi? Tidak begitu menarik, tapi sangat penting dan berperan penting bagi lancarnya kelangsungan sistem di sebuah rumah tangga. Dan apa yang aku lakukan, juga dapat dilakukan oleh siapapun. Tidak harus perempuan saja, tidak harus ibu saja, tidak harus anak saja atau asisten rumah tangga. Bahkan sebaiknya semua orang melakukan hal ini, dalam rangka memberikan peran bermakna bagi setiap anggota keluarga.
Well, by the way.. ini bukan tulisan yang serius ya. lebih kepada curhat sambil menunggu masakan matang di dapur. Pernahkah kalian melihat asisten rumah tangga (bagi yang menggunakan jasa ART), begitu sibuk bahkan sebelum ayam berkokok? Pernahkah melihat ibu kalian, tidak sibuk di pagi hari untuk berbenah dan menyiapkan keberlangsungan hidup banyak orang dirumah kalian? Aku melihatnya dulu setiap hari. Bahkan aku selalu bertanya-tanya, tidak kah mereka jenuh dan bosan melakukan itu setiap hari, ya.. setiap hari?
sumber : pexels.com |
Aku pernah sekali menanyakannya pada ART kami, jawabannya mengejutkan dia sama sekali tidak bosan, bahkan senang karena selain memang menjadi kewajibannya karena bekerja dirumah kami dulu, tapi juga karena keluarga kami begitu supportive untuk bantu membantu, tidak membebankan semua kepadanya.
Selain itu aku juga pernah menanyakannya kepada ibuku, dia bilang dia melakukannya karena cinta kepada kami semua. wah begitu mulianya mereka. Namun juga kemudian aku melihat ayahku mencuci baju, membersihkan isi kulkas dan menyikat kamar mandi di waktu-waktu tertentu. Memang tidak setiap hari, tapi buatku cukup membuktikan bahwa bukan hanya ibu atau ART kami yang melakukan peran-peran rumah tangga.
Setelah dewasa dan menikah, aku pun mulai menikmati peran-peran mengurus dan mengelola rumah tangga. Terlebih lagi, aku menikah dengan seorang pria yang tidak sungkan membantu. Menyapu dan mengepel lantai, mencuci dan menyetrika pakaian kami, bahkan.. kemampuannya memasak dan membuat sambel cukup diperhitungkan untuk menghasilkan masakan-masakan yang rasanya luar biasa.
sumber : pexels.c |
kegiatan-kegiatan setiap hari ini kemudian bagiku seperti bagian hidup. Seperti bernafas dan bergerak. Aku mencuci pakaian dan piring, memasak dan membersihkan rumah sebagai bagian dari gerakan wajib yang tidak bisa kami hilangkan dari rumah ini.
Dan ada kepuasaan tersendiri saat tumpukan piring kotor serta pakaian yang menumpuk di keranjang cucian itu menjadi bersih. Harum dan kondisi sebelum sesudahnya, memberi efek yang menangkan dan melegakan hati. Tapi untungnya aku dan suami tidak pernah menuntut macam-macam, untuk semua harus dilakukan tepat waktu, semua harus dilayani ini dan itu. Jika kondisi tidak memungkinkan seperti banyak pekerjaan, atau sedang sakit dan sedang malas, beberapa pekerjaan rumah tangga dapat kami tunda, esok hari.
Putri kami pun, mulai kami libatkan dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga yang tentunya dapat mengajarkannya makna tanggung jawab dan kedisiplinan. Makna tolong menolong satu sama lain. Hal-hal sederhana seperti merapihkan kamarnya sendiri, mencuci alat makan dan kegiatan-kegiatan yang tidak menyulitkannya atau memberatkannya karena dia belum terlalu besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar