Jakarta memang biang dari segala biang
kemacetan. Saya tidak bisa memungkiri itu. Selama lebih dari 20 tahun saya
beraktifitas di ibukota, rasanya kami sudah cukup akrab dan saling mengenal
satu sama lain. Namun, ada satu hal yang tidak bisa saya tingalkan dari
Jakarta, yakni pusat segala aktifitas.
Mulai dari kantor organisasi, kemudian beberapa relasi yang cukup penting terletak di Jakarta. Hingga untuk menempuh perjalanan udara ke negara lain, kita harus memilih destinasi keberangkatan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta yang terletak tidak jauh dari ibukota. Sehingga saya, yang berdomisili di Bandung seringkali merasa kerepotan dengan jarak tempuh Bandung – Bandara – negara tujuan. Sedih sih sebenarnya. Karena setiap kali request flight dari Bandung, jawabannya hanya dua. Kalau tidak ada, ya penerbangannya akan melalui banyak transit. Alhasil saya seringkali cenederung pasrah menerima nasib, bahwa Jakarta selalu menawarkan lebih banyak keuntungan, termasuk bandara internasionalnya.
Mulai dari kantor organisasi, kemudian beberapa relasi yang cukup penting terletak di Jakarta. Hingga untuk menempuh perjalanan udara ke negara lain, kita harus memilih destinasi keberangkatan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta yang terletak tidak jauh dari ibukota. Sehingga saya, yang berdomisili di Bandung seringkali merasa kerepotan dengan jarak tempuh Bandung – Bandara – negara tujuan. Sedih sih sebenarnya. Karena setiap kali request flight dari Bandung, jawabannya hanya dua. Kalau tidak ada, ya penerbangannya akan melalui banyak transit. Alhasil saya seringkali cenederung pasrah menerima nasib, bahwa Jakarta selalu menawarkan lebih banyak keuntungan, termasuk bandara internasionalnya.
Tiket yang dipesankan oleh UNAIDS Indonesia
tiba di pesan elektronik saya dengan selamat. Meski agak mepet, saya merasa
sangat beruntung mendapat kesempatan seperti ini. Meskipun memikul tanggung
jawab yang lumayan berat, namun.. seperti sambil diberikan kesempatan untuk
travelling sungguhlah menyenangkan. Di e-ticket yang saya terima, menunjukan
jadwal penerbangan saya menggunakan Korean Air, Flight dari Soekarno Hatta
pukul 06.50 pagi. Itu berarti saya harus berangkat dari Bandung dini hari.
Karena estimasi perjalanan Bandung – Soekarno Hatta adalah sekitar 4-5 jam
perjalanan. Setiap kali harus berangkat ke bandara Soekarno Hatta dari Bandung, saya punya transportasi antar kota andalan, yaitu Cititrans. yes, I have no other choices. Semenjak punya pacar warga Bandung yang akhirnya sekarang menjadi suami. Saya harus memutuskan moda transportasi yang friendly untuk saya bolak balik cukup sering.
Saya berangkat dari Bandung pukul 00.15 WIB dan tiba di Jakarta dengan selamat pukul 4.30 WIB, Saya masih punya cukup waktu untuk Shalat subuh dan sarapan. Tiba di bandara, pak supir cititrans menurunkan saya di Terminal 2, lalu dia bilang "Selamat jalan Teh, semoga tiba di Cina dengan selamat." ah, what a nice people. Biarpun suami dan anak hanya mengantar sampai pool cititrans di Bandung. Tapi bapak supir tadi cukup menghangatkan hati saya yang kedinginan karena 4 jam di bawah AC, dan tiba di bandara saat subuh. Mata saya memandang berkeliling. ahh, masih belum begitu ramai. Terlihat begitu banyak orang yang menunggu jam penerbangannya, atau menunggu seseorang yang akan mereka jemput. Saya memutuskan untuk menuju mushola yang letaknya lumayan jauh dari terminal 2F.
Saya bukan orang yang beragama dengan cukup baik. Tapi saya meyakinkan diri saya, bahwa keimanan dan keyakinan yang saya rasakan adalah keintiman dan kerahasiaan dengan Tuhan saya. Bagian paling penting dalam hidup saya. Sehingga, di saat saya memiliki kesempatan untuk menghadapNya melalui ibadah-ibadah saya, saya tidak akan melewatkan kesempatan itu. Meski kadang suka ketiduran saat shalat subuh, atau terlalu sibuk saat Ashar tiba. ---paragraf ini hanya intermezo. gak usah dipikirin.
Nah, pukul 6.25 semua proses sudah saya lalui. Check in, Periksa di counter Imigrasi, final check barang-barang sebelum masuk ke Lobby, lalu saya duduk manis. Tidak begitu banyak warna negara indonesia di ruang tunggu ini. Entah mereka orang Cina, Korea, taiwan, atau darimana. Karena semuanya sipit, berkulit putih, dan berbicara dalam bahasa yang saya juga tidak yakin itu bahasa Cina, Korea, atau Taiwan. Ini merupakan kali pertama saya terbang dengan Korean Air. Pesawat Jet Air Bus yang terparkir di luar bandara terlihat jelas dari tempat saya duduk. Besar dan kokoh. Semoga di perjalanan nanti saya bisa tidur nyaman. Katanya, dari beberapa review yang saya baca di Internet, terbang dengan pesawat Korean Air sangat menyenangkan. Bangku yang nyaman, pramugari yang cantik dan ramah, serta makanan yang enak. Perjalanan menuju Beijing kali ini saya tempuh dengan waktu yang lumayan. Dari Soekarno Hatta, saya akan menempuh 6 jam perjalanan ke Incheon International Airport di Seoul, Korea. Lalu dari sana, saya akan melanjutkan ke Beijing Capitol Airport International di Beijing dengan waktu tempuh 2 jam. Saya punya waktu 8 jam, jadi saya putuskan akan saya gunakan untuk tidur dan menonton film-film bioskop yang saya belum sempat tonton di tanah air.
Satu tips penting saat hendak bepergian ke luar negeri. Lakukan on-line check in di rumah. Karena kita bisa memilih tempat duduk sesuai dengan keinginan kita, tanpa khawatir tidak kebagian. Selain itu online check in sangat membantu saat kita dalam keadaan terburu-buru. Nah, karena saya termasuk yang tidak nyaman bila duduk di tengah (diapit diantara dua orang) atau juga duduk di lorong, dimana orang akan bolak balik bilang permisi untuk ke toilet. Saya lebih prefer untuk duduk di dekat jendela, sehingga saya bisa melihat pemandangan langit di luar pesawat.
Di 6 jam perjalanan pertama, saya menikmati dengan tidur dan menonton 2 film. Furious 7 dan Tommorow Land. Dua film ini memang tidak sempat saya tonton, karena kesibukan pekerjaan dan urusan rumah. Salah satu keuntungan terbang dengan jarak tempuh yang lama adalah kita bisa menyaksikan tayangan bioskop yang kita inginkan, atau juga kita akhirnya punya cukup waktu untuk menghabiskan buku bacaan favorit kita. Setelah lelah, dengan segala aktifitas, saya memejamkan sejenak sebelum tiba di Seoul, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Beijing. Wah wah, saya baru sadar, sampai di Artikel kedua, saya juga belum bercerita tentang Beijing. Sabar ya..mudah-mudahan di tulisan selanjutnya kita sudah tiba di Beijing. To be Continue again.. mwach!
Saya bukan orang yang beragama dengan cukup baik. Tapi saya meyakinkan diri saya, bahwa keimanan dan keyakinan yang saya rasakan adalah keintiman dan kerahasiaan dengan Tuhan saya. Bagian paling penting dalam hidup saya. Sehingga, di saat saya memiliki kesempatan untuk menghadapNya melalui ibadah-ibadah saya, saya tidak akan melewatkan kesempatan itu. Meski kadang suka ketiduran saat shalat subuh, atau terlalu sibuk saat Ashar tiba. ---paragraf ini hanya intermezo. gak usah dipikirin.
Sumber : Google.com |
Sumber : Google.com |
Di 6 jam perjalanan pertama, saya menikmati dengan tidur dan menonton 2 film. Furious 7 dan Tommorow Land. Dua film ini memang tidak sempat saya tonton, karena kesibukan pekerjaan dan urusan rumah. Salah satu keuntungan terbang dengan jarak tempuh yang lama adalah kita bisa menyaksikan tayangan bioskop yang kita inginkan, atau juga kita akhirnya punya cukup waktu untuk menghabiskan buku bacaan favorit kita. Setelah lelah, dengan segala aktifitas, saya memejamkan sejenak sebelum tiba di Seoul, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Beijing. Wah wah, saya baru sadar, sampai di Artikel kedua, saya juga belum bercerita tentang Beijing. Sabar ya..mudah-mudahan di tulisan selanjutnya kita sudah tiba di Beijing. To be Continue again.. mwach!
Seruuu seruuu seruuuuu :)))
BalasHapus