dokumentasi Indonesia AIDS Coalition |
Hari itu 28 Juli 2015, yang merupakan Hari
Hepatitis Sedunia dijadikan momentum oleh kami, untuk meneriakan aspirasi
rakyat akan pentingnya obat Hepatitis C yang aman bagi kesehatan dan Murah bagi
rakyat. Masih dengan tuntutan yang sama yang saya tuliskan dalam petisi, yakni
1) Memasukan Sofosbuvir dalam mekanisme Fast Track di BPOM agar segera mendapat ijin edar 2) Memasukan Sofosbuvir dalam daftar Formularium Nasional agar bisa
ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sayup-sayup teriakan suara rakyat terdengar
lantang dari atas mobil komando “PASIEN BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN!! PASIEN
BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN!!”. Secara bergantian, satu persatu sahabat
ber-orasi, menyampaikan keluh kesahnya, meneriakan isi hatinya, dimana saat
kami, rakyat Indonesia sakit.. kami dengan terpaksa harus diam, karena tidak
bisa mengakses pengobatan, karena harga pengobatan dan pemeriksaan yang mahal.
Atau bahkan mereka yang mendapat kesempatan untuk berobat, harus menahan pedih
karena efek samping yang sangat menyakitkan.
Yogi Lesmana, perwakilan Jaringan Aksi Perubahan Indonesia sedang berorasi di depan kantor BPOM |
Ditengah orasi yang mengundang rasa penasaran
banyak karyawan dan staff BPOM, sejak pukul 9 pagi. Akhirnya perwakilan Aksi
Damai Koalisi Obat Murah, diterima dengan baik untuk menyampaikan secara
langsung tuntutan aksi hari ini. Diwakili Sindi Puteri, Bani Risset, Chani dan
beberapa rekan media, tim bertemu dengan Direktur Penilaian Obat dan
Produk Biologi BPOM ibu Nurma
Hidayati dan Kepala
Biro Hukum dan Humas BPOM Bapak
Budi Djanu Purwanto.
Perwakilan KOM, menyampaikan kertas posisi kepada pihak BPOM |
Perwakilan KOM saat bertemu staff BPOM |
Dalam kesempatan ini, setelah menerima tuntutan
dari pihak Koalisi Obat Murah. Bapak Budi Djanu Purwanto mengatakan obat
Sofosbuvir, tak bisa sembarangan diizinkan. Obat harus dilihat prosedur hukum,
khasiat, dan keamanannya sebelum bisa didapatkan oleh pasien. Sedangkan Ibu Nurma Hidayati, menyampaikan
informasi yang lebih menggembirakan hati dimana beliau menyampaikan bahwa
obat Sofosbuvir sudah masuk tahap pra-registrasi BPOM sejak Maret 2015 dan termasuk kedalam salah satu obat prioritas. Beliau juga menjelaskan, saat
obat baru produksi industri lokal ingin didaftarkan izinnya, proses pengujian
klinis oleh tim ahli dari BPOM bisa memakan waktu 100 hari. Namun Sofosbuvir
adalah obat impor maka ada beberapa kelengkapan yang harus dipenuhi oleh Gilead
sebelum bisa diproses.
Sehingga rakyat diminta lebih bersabar.
Selesai di titik aksi pertama, kami melanjutkan
perjalanan menuju kantor kementrian kesehatan. Dimana akan disampaikan tuntutan
yang sama, dan berharap, pihak kemenkes akan membuka pintu untuk bernegosiasi
dan menerima tuntutan kami secara langsung. Aksi damai di siang hari yang terik
ini, tidak melelahkan teman-teman aktifis, yang sejak pagi dengan semangat
mengikuti prosesnya. Pada titik aksi kedua, selain hendak menyampaikan aspirasi
tentang pentingnya obat Sofosbuvir masuk ke Indonesia, saya juga secara resmi
akan menyerahkan kotak petisi yang berisi 3,300 tanda tangan dari masyarakat,
dimana pesan-pesan yang tertulis disana sungguh membuat hati saya tersentuh.
Nyatanya begitu banyak orang yang membutuhkan obat ini, bukan hanya saya atau
sahabat-sahabat di Koalisi obat murah.
Di titik kedua, kami kembali diterima dengan
sangat baik oleh kementrian kesehatan. Saya mewakili Koalisi Obat murah,
bersama Sindi, Aditya, Glenn, dan rikky serta teman2 media dan wartawan,
bertemu dengan perwakilan kemenkes, Bapak Bayu Teja Muliawan dari Bina Pelayanan
Kefarmasian, serta Ibu Naning
dari Subdit DISPH (Diare infeksi saluran pencernaan dan hepatitis) Kementrian Kesehatan. Setelah
menyampaikan maksud kedatangan KOM hari itu, saya juga secara resmi menyerahkan
kotak Petisi yang telah ditanda tangani 3,300 orang melalui link change.org/obathepc hingga hari itu. Setelah
menerima semuanya, Bapak Bayu, mewakili kemenkes memberikan pernyataan
terbukanya yakni komitmen penuh pemerintah Indonesia terkait pengobatan
hepatitis C bagi rakyat di Indonesia,.
Saya, saat berorasi di depan kantor Kementrian Kesehatan bersama Koalisi Obat Murah |
Bersama Yogie Lesmana, tim Orator KOM yang begitu semangat sejak pagi. RESPECT!! |
Saat diterima dan akhirnya bertemu dengan perwakilan Kemenkes |
Menyerahkan 3,300 ttd Petisi di change.org/obathepc kepada perwakilan kementrian kesehatan |
gayung bersambut, beberapa hari yang lalu kami mendapatkan informasi melalui link berita http://health.detik.com/read/2015/08/05/173214/2984307/763/melalui-permenkes-no-53-tahun-2015-sofosbuvir-diharap-bisa-tercover-jkn Bahwa, Beberapa waktu lalu,
Kementerian Kesehatan mengesahkan Permenkes No 53 tahun 2015 tentang
penanggulangan hepatitis virus. Dan hal ini juga dibenarkan oleh pihak kementrian kesehatan.
“Peraturan menteri kesehatan tersebut nantinya akan
diturunkan menjadi pedoman pengendalian dan penanganan hepatitis. Dari sini,
obat untuk hepatitis C yang mahal menjadi lebih mudah masuk JKN. Dengan masuk
ke dalam permenkes, kesempatan pengusaha obat untuk berinvestasi diharapkan
lebih besar sehingga harga obatnya lebih murah," kata Direktur
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, dr Sigit
Priohutomo, MPH.
Bagi saya, dan seluruh sahabat yang mengidap
Hepatitis C, ini merupakan kabar yang luar biasa membahagiakan. lewat
permenkes tersebut, Kemenkes akhirnya
berkomitmen untuk memudahkan akses untuk obat hepatitis C. Dan akan lebih banyak teman yang
dapat mengakses pengobatan hepatitis C. Saat ini, kita tinggal menunggu proses
registasi di Badan Pengawas Obat dan makanan. Saya sangat optimis, Sofosbuvir
akan bisa masuk Indonesia dalam waktu dekat, dan tentunya dapat diakses dengan
menggunakan JKN sehingga bisa menggapai masyarakat menengah kebawah yang
mengalami masalah yang sama dengan saya.
Melalui update ini, saya menghaturkan rasa
terima kasih yang tidak terhingga kepada Koalisi Obat Murah serta seluruh sahabat, kawan, masyarakat di
seluruh Indonesia, yang tiada henti memberikan dukungan moril kepada kami para
pengidap Hepatitis C di Indonesia. Tanpa kalian, upaya perjuangan ini mungkin
tidak akan terdengar hingga ke telinga ibu menteri. Tanpa tanda tangan kalian
dan peran aktifis di koalisi obat murah yang turun langsung ke aksi demi aksi
di banyak kesempatan, mungkin upaya perjuangan ini akan sia-sia. Perjalanan
kami masih sangat panjang, kami akan terus kawal upaya ini hingga tercapai, dan
akses obat dapat diterima oleh masyarakat. RESPECT!!
Jalannya Aksi Damai dapat dilihat dalam video, di tautan ini :
Aksi Damai Koalisi Obat Murah “Sofosbuvir, obat Hepatitis C untuk Rakyat”
Jalannya Aksi Damai dapat dilihat dalam video, di tautan ini :
Aksi Damai Koalisi Obat Murah “Sofosbuvir, obat Hepatitis C untuk Rakyat”
Selalu salut sama semangat Ayu untuk sehat dan membantu teman-teman mendapatkan akses pengobatan yang murah. Semangat terus dan tularkan sama semakin banyak orang, ya, Yu. #hugh
BalasHapusinsyaallah selama masih dikasih sehat, harus terus memberi manfaat untuk lebih banyak orang. HUG!!!
HapusWahh, makasih infonya, karena postingan ini aku jadi tau soal Sofosbuvir :D
BalasHapus