www.theblogismine.com |
Siapa diantara pembaca blog saya yang tidak
menggunakan gadget, smartphone atau teknologi komunikasi lainnya? Saya rasa
hampir tidak ada. Ya, gadget kini, telah menjadi salah satu kebutuhan utama
bagi setiap manusia untuk menunjang kehidupan mereka. Dalam pertemuan saya
dengan kawan kawan di festival TIK kemarin, saya mendengar banyak cerita
mengenai hal ini. Banyak inovasi inovasi yang membuat orang selalu haus pada
kebutuhan akan teknologi. Kehidupan bertransformasi menjadi sebuah inovasi.
Mata menjadi kamera, kaki menjadi mobil, telinga menjadi radio, panca indera
berganti menjadi televise. Semua yang dulu dilakukan dengan tubuh, kini dapat
dilakukan oleh teknologi yang jauh lebih canggih. Namun ada hal yang tidak
dapat kita lupakan. Pengguna teknologi bernama manusia, harus lebih cerdas
dalam menggunakan peralatan tersebut. Kenapa? Karena dilemma ini saya rasakan
sebagai orang tua yang menggunakan gadget, memiliki anak yang gemar dengan
gadget dan teknologi.
Dari ilmu yang saya dapatkan saat masuk ke sesi
yang dibawakan oleh Mira Sahid, founder kumpulan emak blogger. Ada beberapa
tahapan yang harus diperhatikan oleh kita sebagai orangtua, khususnya dalam
penggunaan gadget. Dan hal ini tentunya sangat membantu saya sebagai orangtua.
Pembatasan penggunaan gadget dengan car acara paksa tidak akan dapat dilakukan
saat ini. Namun yang harus dilakukan oleh kita sebagai orangtua adalah
menetapkan kesepakatan bersama, bukan hanya kepada anak, tapi pada diri sendiri
dan seluruh anggota keluarga. Hal hal yang saya pelajari diantaranya.
1.
Tidak
membuatkan akun social media pada anak sebelum usia tertentu.
Dibutuhkan persiapan yang matang dan
kesepakatan saat akhirnya memutuskan untuk membuatkan akun social media.
Seperti password yang diketahui bersama, mengabaikan permintaan pertemanan dari
orang asing, tidak menjawab pertanyaaan dari orang asing, dan tidak mengumbar
hal yang sifatnya pribadi seperti rutinitas dan aktifitas di akun social media.
2.
Pembatasan
penggunaan gadget.
Seperti gadget hanya digunakan pada
hari sabtu minggu saja jika itu untuk bermain games. Tidak membawa gadget ke
sekolah, karena beresiko hilang, memantau bersama aplikasi apa yang ada di
dalam gadget tersebut, rutin memeriksa situs yang dibuka dalam gadget si anak,
serta menyepakati bahwa gadget bukan pemuas kebahagiaan, dan pilihan utama
untuk membahagiakan dan menyehatkan diri adalah dengan aktifitas luar rumah.
3.
Melakukan
aktifitas luar rumah
Banyak orangtua yang kini sudah
mulai lupa dengan aktifitas luar rumah. Asal anak anteng, gak rewel, mereka
rela membiarkan anak sibuk dengan gadget. Saya tidak sepakat dengan hal
tersebut. Maka melakukan aktifitas luar rumah menjadi alternative yang sangat
tepat. Seperti jalan jalan sore, bermain sepeda, membantu orangtua dirumah ,
menggambar, dan hal hal lain yang akan mengalihkan perhatiannya dari gadget.
Hal hal yang dulu dilakukan anak anak seusia malika, saat belum ada gadget.
4.
Orangtua
menjadi contoh
Hal yang tersulit mungkin adalah saat kita
sebagai orangtua harus memberi contoh kepada anak. Saat kita membatasi mereka,
kok ya kita yang malah diluar batas tersebut. Kita malah sibuk dengan sinetron
di televise, kita sibuk dengan pekerjaan di laptop, kita sibuk membalas pesan
pesan yang berseliweran di akun social media kita. Stop. Kita harus mengontrol
diri kita, memberi batasan sebagai orangtua. Kita harus membuat jadwal, kapan
kita harus membuka laptop untuk bekerja, kapan jadwal yang baik untuk
berselancar di dunia maya.
Mbak Mira menyadarkan saya tentang makna
kebahagiaan lainnya. Bahwa gadget tidak bisa memberikan kebahagiaan atau
kepuasaan dalam kehidupan. Betul Gadget senantiasa mendekatkan yang jauh, namun
bisa menjauhakn yang dekat. Smart phone bisa jadi tidak mencerdaskan sang
pemilik. Maka saya sebagai orangtua, harus lebih banyak belajar untuk memberikan
ruang komunikasi kepada anak, dengan cara cara yang tidak kekinian, dengan
gadget dan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar