Sentuhan Tangan yang menyembuhkan
Catatan 21 Mei 2015
sumber : google.com |
pernahkah teman merasakan sakit kepala yang tak tertahankan, namun merasa sudah cukup dengan obat obatan yang meredakan rasa sakit, hingga tidak sanggup meminumnya lagi? I really feel it tonight. rasa sakit kepala yang ini berbeda. Berbeda dengan saat menggunakan ARV jenis sebelumnya yang membuat saya keleyengan. Sudah 14 malam ini saya tidak lagi merasakan keleyengan. Namun beberapa kali, sakit kepala dengan rasa yang sedikit berbeda lantas muncul. Rasanya menusuk di beberapa bagian. Rasanya serba salah. Ditambah lagi dengan rasa gatal yang kian mendera. Suami sibuk meminta saya untuk menggunakan obat pereda rasa sakit kepala, tapi saya menolak karena merasa sudah terlalu banyak minum obat. Saya katakan pada suami saya. Saya memilih untuk tidur saja.
Lalu setelah berada di kamar. saya meminta suami mengelus kepala yang sakit hingga tertidur. Saya minta dia melakukan itu. Saya bilang, jangan berhenti hingga saya tertidur. Sentuhan tanganmu akan menyembuhkan saya. Dan dia melakukan itu. Dan percayakah teman? setiap tangannya menyentuh bagian kepala yang sakit, saya merasa ada aliran darah yang mengalir teratur menuju kepala, dan sekujur tubuh. Rasanya menghangatkan. ini jauh lebih menyenangkan ketimbang harus minum obat pereda sakit kepala yang seringkali saya harus minum dengan dosis tinggi. And its work. Malam ini saya harus berterima kasih kepada suami karena membantu penyembuhan ini. Saya juga bangga karena telah mengijinkan diri saya untuk menerima pengobatan dengan kasih sayang. Hari ini merupakan hari ke-14, saya berhasil melampaui hal yang saya takuti. Saya melawan ketakutan ketakutan dan rasa sakit. Saya menikmati setiap rasanya dan bersyukur atasnya.
The door opens and we walk through. We give up, we let go.
The illusion of control vanishes, and were standing naked and vulnerable. in that moment, we are aware that we are alive and very human. For many of us, that is whats the beginning of recovery from alcohol and drug addiction was like. We gave up and turned ourselves in. When we did, we realized surrending made us free.
AIDS is like that. it gives us the opportunity to surrender to a deeper sense of aliveness. Vulnerable and afraid. We let go and trust our lives to a higher power. Now, when life is scary, we don't have to run away. We know that its okay to be vulnerable. We know that we are not alone and that we can risk letting go.
(May 21st - The Color Of Light, Daily meditation for all of us living with AIDS - Perry Tilleraas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar