Catatan Tanggal 15 Mei 2015
Beberapa hari yang lalu, saya mendapat kabar
tidak menyenangkan. Beberapa orang kawan ODHA meninggal. Ini bukan kali pertama
saya melihat kepergian demi kepergian di sekitar kehidupan saya, khususnya enam
tahun kebelakang. Orang orang yang selama ini memberi semangat dan bersama sama
dengan kita memperjuangkan hak orang yang hidup dengan HIV. Lantas karena
beberapa alasan, tubuh mereka akhirnya menyerah dan sang ruh memaksa untuk pergi dari sang empu. Dan hari ini, saya mendengar ada 3 orang yang saya kenal meninggal karena tidak dapat bertahan lebih lama dengan virus HIV didalam tubuh mereka.
Jantung saya selalu berdegup kencang setiap
mendengar kabar kabar tersebut. Kabar duka cita, kabar kepergian teman teman
yang selama ini bertahan hidup dengan virus HIV tersebut. Tak jarang butiran
air mata menggenang, bahkan tumpah setiap mendengar seseorang jautuh sakit,
lalu tidak tertolong. Lantas pertanyaan saya selanjutnya adalah kenapa? Apa
yang menyebabkan kematian mereka? Apakah mereka tidak minum obat dengan
teratur? Apakah ada infeksi penyerta yang sangat kuat sehingga mengalahkan
tentara dalam tubuh?
Betul, bahwa ARV (Anti Retroviral) dapat
menekan laju pertumbuhan virus HIV, dan saat dikonsumsi dengan benar, patuh kondisi
tubuh akan pulih, tingkat kekebalan tubuh akan meningkat dan tentunya orang
yang hidup dengan HIV dapat kembali ke masyarakat, kembali bekerja, kembali
menjalani kehidupannya walau ada virus HIV dalam tubuh. Saya mengenal banyak
teman yang telah hidup dengan HIV bertahun lamanya, 10, 15, 20 tahun. Suatu hal
yang tidak banyak orang dapat mempercayainya. Namun akhir akhir ini, kondisi tersebut
yang saya ceritakan di awal semakin sering terjadi.
Pertanyaan demi pertanyaan lantas muncul menyesap di dada saya. Saya pun akan mati. Namun memilih mati dengan cara yang baik, bisakah? Kabar kepergian teman teman ODHA yang saya kenal, menghembuskan angin kencang bahwa diantara mereka memutuskan untuk menghentikan terapi ARV yang mereka jalani di tengah jalan. Sehingga tubuh menjadi lemah, karena tidak ada lagi penghalang bagi sang virus untuk berkuasa mengendalikan kekebalan tubuh kita. Saya sungguh tidak ingin jatuh sakit, dan meninggalkan kesedihan bagi keluarga saat saya pergi. Itu mengapa, dalam pengobatan lini kedua kali ini, saya meyakinkan diri saya, bahwa sehat adalah kebutuhan. layaknya bernafas, kebutuhan akan oksigen yang saya hirup. Saya ingin hidup sebaik mungkin dan memberi manfaat sebanyak mungkin. Paling tidak untuk diri saya sendiri dan keluarga saya.
Kepergian beberapa teman, atau teman teman yang sakit saat ini juga selalu menimbulkan tanya tentang ada apa dengan mereka. Apakah ada infeksi lain yang mereka idap, sehingga kondisi tubuh bertambah lemah, obat obatan tidak mampu bekerja secara maksimal. Tapi saya tidak memiliki tangan yang cukup panjang untuk mendapatkan semua informasi tersebut. Sehingga paling tidak, melalui blog ini, tulisan demi tulisan akan saya rangkum untuk mendokumentasikan proses pengobatannya. Jika ada sesuatu, sebisa dan semampu mungkin saya akan mencatatnya secara detail. Agar dapat menjadi bahan analisa jika terjadi sesuatu.
**Mengirimkan semangat kepada diri sendiri.. whusssssss...
Pertanyaan demi pertanyaan lantas muncul menyesap di dada saya. Saya pun akan mati. Namun memilih mati dengan cara yang baik, bisakah? Kabar kepergian teman teman ODHA yang saya kenal, menghembuskan angin kencang bahwa diantara mereka memutuskan untuk menghentikan terapi ARV yang mereka jalani di tengah jalan. Sehingga tubuh menjadi lemah, karena tidak ada lagi penghalang bagi sang virus untuk berkuasa mengendalikan kekebalan tubuh kita. Saya sungguh tidak ingin jatuh sakit, dan meninggalkan kesedihan bagi keluarga saat saya pergi. Itu mengapa, dalam pengobatan lini kedua kali ini, saya meyakinkan diri saya, bahwa sehat adalah kebutuhan. layaknya bernafas, kebutuhan akan oksigen yang saya hirup. Saya ingin hidup sebaik mungkin dan memberi manfaat sebanyak mungkin. Paling tidak untuk diri saya sendiri dan keluarga saya.
Kepergian beberapa teman, atau teman teman yang sakit saat ini juga selalu menimbulkan tanya tentang ada apa dengan mereka. Apakah ada infeksi lain yang mereka idap, sehingga kondisi tubuh bertambah lemah, obat obatan tidak mampu bekerja secara maksimal. Tapi saya tidak memiliki tangan yang cukup panjang untuk mendapatkan semua informasi tersebut. Sehingga paling tidak, melalui blog ini, tulisan demi tulisan akan saya rangkum untuk mendokumentasikan proses pengobatannya. Jika ada sesuatu, sebisa dan semampu mungkin saya akan mencatatnya secara detail. Agar dapat menjadi bahan analisa jika terjadi sesuatu.
**Mengirimkan semangat kepada diri sendiri.. whusssssss...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar