Rabu 24 September 2014 – Day II
Di tulisan saya
kali ini mari bercerita tentang KOPI!
Saya sebenarnya
bukan pecinta kopi. Saya hanya minum kopi jika hmm, jika saya mau. Ayah saya
penggila kopi. Dia lebih banyak minum kopi dari air putih sepanjang hidupnya.
Sehari empat kali beliau meminum kopi. Dan hanya mau minum kopi merek tertentu.
Orangnya susah move on dan jarang suka mencoba hal baru. Ya, kecuali jika
beliau sedang berada di tempat atau sebuah daerah ya mau tidak mau dia akan
mencicipi kopi khas daerah tersebut.
Di belitong,
bersama teman teman seperjuangan yang sudah sejak pagi bermain di pulau,
rasanya lelah dan ingin langsung merebahkan badan. Namun iwan, si pecinta kopi,
dia berbicara dengan pak Yadi sang tour guide untuk membawa kami ke kedai kopi
yang konon katanya enak di Tanjung Pandam. Dan meluncurlah rombongan kami
kesana. Kedai kopi yang terletak di dekat pelabuhan tersebut sangat ramai. Hari
sudah sore dan matahari bersinar sangat terik, aroma kopi yang sangat harum
menyeruak jendela kedai saat saya dan rombongan tiba di kedai tersebut. Saya
sebenarnya kalau boleh memilih lebih baik minum susu atau teh, pasti akan lebih
menikmati. Karena saya tidak suka kopi. Namun karena di kedai ini, kopi nya
katanya enak.
Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba. Ternyata kopi yang mereka
olah merupakan kopi khas lampung, bukan khas belitung. Namun pengolahannya yang
khusus membuat kopinya terasa enak. Tapi tetap saja, buat saya cairan berwarna
hitam yang aromanya harum tersebut terasa sangat pahit. Sehingga saya
memutuskan untuk menambahkan lebih banyak susu kental supaya rasa pahitnya
berkurang.
Kedai ini bernama
Kopi Kong Djie, sudah berdiri sejak Indonesia Merdeka yakni tahun 1945. Dulu
banyak pekerja dari PT Timah yang selalu ngopi di kedai ini. Atau para pedagang
yang datang dari pulau jawa menuju sumatera, sengaja mampir dan mencicipi kopi
khas disini. Menurut pak Yadi, Kedai kopi merupakan tempat segala rupa
informasi. Mulai dari informasi jual beli barang berupa tanah, rumah, mobil,
perhiasaan, berbicara mengenai isu politik sampai bergosip tentang situasi
setempat.
Bagi beberapa
orang, kopi punya makna yang sangat mendalam. Ada yang menjadi kenangan indah
karena mempertemukan dua insan, ada yang menjadi penenang dikala hati lara, ada
yang memang hobi dan tidak bisa hidup tanpanya. Ya seperti ayah saya ini.
Hahaha.. terima kasih kopi belitung. Kami dari Jakarta, merasakan hangat dan
harumnya secangkir kopi dan kebersamaan di kedai kopi Kong Djie.
To Be Continue..
To Be Continue..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar