Saya punya banyak sekali kawan seorang homoseksual (penyuka sesama jenis) dan waria. Mereka adalah orang orang hebat yang pernah saya temui dalam hidup saya. kenapa saya bilang hebat, karena menurut saya, mereka adalah manusia paling tulus dalam menjalani kehidupan. Mereka jujur dan apa adanya. mereka mengungkapkan rasa kasih dan sayang mereka tanpa beda. Mereka mengekspresikan bagian terindah dalam dirinya tanpa khawatir. namun penolakan masyarakat yang begitu besar, ditambah lagi banyaknya pribadi pribadi yang sangat gemar mengambil alih peran Tuhan sebagai Sang Hakim.
Hal ini saya rasakan pada saat menjadi Juri Dialog Muda. Dari 1600-an karya karya yang masuk dalam kompetisi tersebut. banyak sekali rupanya remaja Indonesia yang sangat Homophobic dan Transphobic. Sedih dan marah saat membaca kata demi kata yang mereka ketik dengan rapih. geram saat membaca kata demi kata yang mereka poles dengan kiasan kiasan dan setiap ruma dalam puisi yang isinya adalah kebencian pada Gay. ahh.. sedih.
Saya bukan membenci mereka para peserta kompetisi. namun Saya memiliki ratusan tanda tanya tanda tanya selanjutnya yang menggelendoti hati saya. Sudah mati kah hati masyarakat Indonesia? sudah lupakah mereka akan Bhineka Tunggal Ika? Sudah lupakah mereka bahwa kita semua sama manusia.
Dalam karya karya yang saya banca. banyak sekali yang menggambarkan bahwa mereka semua akan masuk ke dalam neraka jahanam. bahwa mereka terkena penyakit sosial. bahwa mereka patut untuk diolok olok karena mereka berbeda. hellloooowww.. i was just thinking. kalau misalkan dunia dibalik, dunia ini adalah milik mereka para homophobic. perempuan bersama perempuan dan laki laki bersama laki laki. lalu tiba tiba saya memutuskan untuk menjadi sang hetereseksual, dengan mencintai laki laki yang ada di salah satu dunia homoseksual tersebut. posisi ini persis seperti saat ini.
Saya cuma berharap kita menjadi manusia yang tidak menghakimi. Tidak saling membenci manusia lainnya. Saling kasih mengasihi dan menghargai satu sama lain. Saya juga orangtua, memiliki anak yang sedang dalam tahapan mengenal dunia. Kelak saya akan menyampaikan padanya bahwa betapa dunia ini indah karena kita memiliki banyak kasih, tanpa beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar