Source : http://gaynewsnetwork.com.au/feature/born-this-way-hiv-positive-l-oran-13550.html
|
Cerita ini saya
terjemahkan dari artikel
Born this way:
HIV-positive L'Orangelis Negron speaks at the International AIDS conference http://gaynewsnetwork.com.au/feature/born-this-way-hiv-positive-l-oran-13550.html
L’Orangelis
Thomas Negrón, yang akrab dipanggil Lola oleh saya, adalah salah satu orang
yang memberikan inspirasi dalam kehidupan saya. Kami berkenalan dalam Konferensi
AIDS International di Washington DC tahun 2012 lalu. Pribadinya yang sangat
menyenangkan membuat kita nyaman berbicara panjang lebar dan bertukar pikiran
dengannya. Hey lola, terima kasih ya sudah mengijinkan saya menterjemahkan
artikel ini, dan membagikannya kepada lebih banyak orang. Love you sist!
***
L’Orangelis
Thomas Negrón terlahir dengan kondisi HIV-positif dan dan memiliki cerita yang
menginspirasi banyak orang muda yang hidup dengan HIV. Perempuan berusia
25 tahun ini akan membawa ceritanya ke Australia saat dia berbicara dalam International
AIDS Conference untuk pertama kalinya.
Berbicara pada sang
penulis artikel melalui skype dari rumahnya di Puerto Rico, Negrón sangat
gembira saat bercerita dia akan datang ke Australia dan berpartisipasi dalam
konfrensi setelah sebelumnya dia juga pernah mengikuti AIDS Conference
sebelumnya di Washington DC 2 tahun lalu.
“Sangat menarik,
karena saya ada di plennary saat konferensi di Washington, Saya merasa sepert ‘Ya
Tuhan– ini adalah hal terbaik selama saya bekerja di issue HIV’ dan sekarang
saya berada disana, saya sungguh gugup!”
Walaupun
terlahir HIV-positif, Negrón tidak mengetahui dia hidup dengan HIV sampai
usianya delapan tahun.
“Saya mengetahui
bahwa ibu saya hidup dengan HIV karena dia memberi tahukan saya saat saya
berusia tujuh atau delapan tahun. Dia bukanlah seorang penggiat isu HIV, tapi
dia sering berada bersama para penggiat dan menyelenggarakan pelatihan. Saya
tahu ada sesuatu yang sering disebut HIV dan AIDS. Saya tahu ada pengobatan dan
saya juga tahu ada sesuatu yang disebut kematian, tapi saya tidak menyadari
bahwa semua hal itu terkoneksi” ujarnya.
“Ibu saya
memberi tahu bahwa, dia minum obat karena dia HIV-positif, dan saya mulai berfikir bahwa saya juga sama
sepertinya, karena saya selalu meminum obat bersama sama”
Negrón bilang,
dia merasa senag hidup dengan HIV, karena itu artinya dia merasa bisa sama
dengan ibunya, tapi semua berubah saat dia menyadari hidupnya sangat berbeda
dari teman temannya di sekolah.
“Saya harus
meminum 13 pil per harinya – beserta vitamins. Saya sangat membenci hal itu.
Kadang jika saya sakit dan muntah, saya harus meminum kembali semua obat itu
lagi” ujarnya.
Tahun ini, L'Orangelis
Negron akan bicara dalam Konferensi AIDS International di Melbourne.
“Saya ingat jika
saya sakit kepala, saya lebih memilih untuk sakit daripada harus minum obat.
Saya masih
sangat anak anak dan harusnya saya mendengarkan apa yang dikatakan dokter saya,
dan saya membangkang karena saya tidak mau ada orang yang mencoba bilang kepada
saya apa yang terjadi pada tubuh saya.”
Negrón masih
berumur 11 saat ibunya meninggal dunia dan dia hidup dengan ayahnya yang
negatif dan saat itu tidak mau bicara padanya sama sekali tentang HIV.
“Saya menutup
informasi tentang HIV dari pikiran saya, dan berhenti meminum obat selama enam
tahun dan menjadi bagian dari kelompok yang memberikan informasi pada murid
murid tentang penyakit Menular Seksual dan HIV – tapi saya berpura pura tidak
memiliki penyakit ini. Rasanya saya sudah melupakan ini semua.”
Pada saat dia
berusia 18, Negrón pindah dari tempat kelahirannya dan hidup sendiri di kota
lain, namun saat usianya menginjak 20 dia mencoba bunuh diri dan akhirnya dirawat
di rumah.
Kejadian itu
membuat Negrón menyadari jika dia harus mulai menerima bahwa dia hidup dengan
HIV, dan dia membutuhkan dukungan.
“Di kelompok
dukungan, saya bersama perempuan yang lebih tua, dan saat saya bilang tua, saya
benar benar mengatakannya, karena mereka benar berusia 50 tahun, dan saya mulai
menyadari terlahir dengan HIV tidak membuat saya berbeda dari orang lainnya
yang mendapatkan HIV dengan cara lainnya.”
“Yang saya dengar dari banyak orang, mereka yang
terlahir dengan HIV adalah korban. karena kami tidak memiliki pilihan untuk
menggunakan kondom atau berhenti menggunakan obat, atau sesuatu seperti itu.
Dan saya membencinya.”
Setelah
bergabung dengan kelompok dukungan, Negrón memutuskan untuk terbuka dengan
status HIV-nya, memilih untuk membukanyapada event Hari AIDS Sedunia di kotanya.”
“Ada sekitar 300
orang dan media massa, saya sangat takut dan berfikir, Kenapa saya mengatakan ini?
Kenapa saya disini? Tapi ternyata, orang orang mulai memanggil saya dan
mengucapkan selamat pada saya dan orang orang yang saya kenal dalam kehidupan
saya berfikir, kenapa saya tidak bilang pada mereka bahwa saya hidup dengan HIV.”
Sekarang bekerja
di Klinik yang menyediakan test HIV, Negrón dalam posisi memberikan hasil test
pada banyak pasien. Walaupun berita yang diberikannya tidak selalu bagus, tapi
dia merasa istimewa bisa memberikan dukungan secara langsung pada mereka yang
membutuhkan.
“Orang orang berfikir
karena saya hidup dengan HIV sehingga lebih mudah bagi saya untuk menyampaikan
pada orang bahwa hasil tes mereka positif, tapi saya berfikir justru ini sulit
karena saya tahu apa yang akan mereka alami mulai dari sekarang” ujarnya.
“Tapi bagi ODHA,
mereka berfikir ini adalah hal baik karena saya bisa bilang ‘tahukah kamu, Saya
juga hidup dengan HIV dan saya hidup dengan HIV seumur hidup saya dan tetap
mungkin untuk hidup seperti saya sekarang’ ‘dan saya tahu ini sangat membantu.”
“Ini bukan
tentang hidup dengan HIV… Kita punya persoalan besar di dalam hidup dan kita
pikir ini adalah akhirnya, tapi saat orang mendengarkan cerita seperti cerita
saya, mereka akan berubah pikiran. Selalu ada Harapan”
AIDS
2014: The 20th International AIDS Conference July 20-25 in Melbourne.
L’Orangelis Thomas Negrón will be speaking as part of the Plenary Speakers
program. Go to aids2014.org.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar