Mendarat dengan selamat di Dubai, Kelaparan dan Jadi Fakir Wifi -_-“
Dubai International Airport, April 13th 2014 1.26 AM
Sudah satu jam saya berada di Bandara ini. Semua tempat duduk dan tempat beristirahat penuh, kecuali Emirates Lounge. Bermodalkan 25 USD, saya berhasil membeli Universal Adapter sehingga hp tercinta bisa kembali mengisi sumber energinya. Walaupun sangat sulit untuk mendapatkan wifi, entah kenapa. Saya berusaha keras untuk menyambungkan koneksinya, tapi selalu gagal. Mungkin saya baru akan bisa menghubungi keluarga di Indonesia setelah sampai di Cape Town, South Africa. Penerbangan lanjutan saya selanjutnya pukul 03.05 AM waktu Dubai. Masih sekitar 1,5 jam lagi dari sekarang. Rasanya lapar, tapi yang ada hanya Lounge yang menjual wine dan minuman alkohol. Adapun cafe hanya menjula sandwich yang tentunya saya tidak begitu berselera. Jadi saya memutuskan membeli 2 botol air, dan meminumnya terus untuk menjaga saya dari kelaparan. Saya benar benar lupa harusnya saya membawa cemilan, sehingga saya bisa bertahan, tidak kelaparan.
Undangan ke Afrika Selatan ini kiranya sangat mendadak. Kurang dari seminggu, saya harus mengurus semuanya. Mengurus Visa (lewat jalur khusus), kemudian mengurus travel insurance dan lain sebagainya. Untuk memenuhi undangan dari salah satu organisasi, untuk meeting dengan isu HIV AIDS. Oghhh... I’m so Hungry. Orang dihadapan saya banyak sekali yang berlalu lalang. Ada juga yang sedang bersantai dan tidur, di tempat tempat duduk yang sudah disediakan. Cuma ya itu.. penuh. Sehingga saya tidak berhasil untuk mendapatkan tempat yg nyaman untuk paling tidak memejamkan mata barang sejenak. Saya hanya berharap tiba tiba laptop atau hp saya bisa mendeteksi wifi, dan terkoneksikan, sehingga saya bisa mengabari keluarga atau mengisi kekosongan waktu dengan berjalan jalan di dunia maya. Namun sepertinya untuk sementara, saya hanya bisa duduk sambil mendengarkan musik.
Sedikit cerita tentang Dubai International Airport. Airport ini sangat luas, sehingga kalau kita bingung dan tidak bertanya sudah tentu kita akan tersesat. Beberapa hal yang saya amati adalah, mereka menggunakan mata uang dirham. Namun kalau kita ingin membeli sesuatu menggunakan dollar mereka akan tetap menerima. Pastikan kita tahu berapa jumlah uang yang dibayarkan dan kembaliannya apakah dalam dollar atau dirham. Di Bandara ini, menggunakan “colokan” khusus yang tidak digunakan di Indonesia. Pastikan kalian punya universal Adapter yang bisa disesuaikan dengan negara tempat kalian datang. Di Bandara ini Toiletnya sangat bersih, ada beberapa titik mushola di setiap gate dan ada tempat minum air gratis. Ada juga box penjualan minuman botol dan kaleng yang lagi lagi sama menggunakan uang dirham. Yang kurang menyenangkan hanya, akses wifi yang tidak gratis alias harus bayar atau kita harus punya credit card. Well, thats for Dubai.. Cerita ini akan saya lanjutkan hingga perjalanan saya berakhir di tanggal 17 April 2014 minggu depan.
On The Plane EK772 From Dubai To Cape Town
Sebelumnya berada dalam pesawat dalam waktu yang lama sudah saya rasakan pada waktu terbang menuju Washington DC, New Delhi dan Helsinki Finlandia. Tapi yang kali ini pun terasa sungguh lama, karena (mungkin) kondisi tubuh yang sedang tidak Fit, makanan yang tidak bersahabat di Lidah dan lupa membawa tumblr sehingga hanya bisa minum saat sang pramugrai lewat lorong tempat duduk kita. Selama di Pesawat sejak kemarin saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, mendegarkan musik dan menonton film. Hingga sampai saya melihat daratan, saya akhirnya tahu sebentar lagi pesawat akan mendarat.
Cape Town International Airport – April 13th 2014 11:49 AM
Mendarat. Rasanya tidak sabar ingin menyesap matahari yang bersinar terik diluar pesawat. Terlalu lama berada di ruang sempit dalam waktu yang lama dengan suhu udara dingin sangat tidak baik buat tubuh saya. Rasanya ingin segera berlari dan merentangkan tangan di bawah sinar matahari. Nah kalau diminta Sedikit cerita tentang airport ini. Yang pertama kali saya datangi adalah toilet. Sama seperti Amerika, sepertinya Afrika juga tidak punya keran untuk membersihkan bagian kemaluan alias cebok setelah kita buang air. Sehingga sudah tentu kita harus memiliki tissue basah dan tisu kering untuk bebersih diri. Passport Imigration check sangat luas tempatnya, petugasnya mukanya sangat datar. Saya gak bilang petugas imigrasinya galak, hanya namun mukanya sangat datar tanpa senyum. Setelah melalui passport check, kita akan mengambil barang dan di dekat tempat pengambilan barang disediakan money exchange dengan nilai yang cukup baik karena dilakukan oleh American Express. Selesai mengambil barang kita harus melalui satu pemeriksaan lagi yang masih merupakan bagian Imigrasi. Petugasnya lebih ramah dan banyak senyum serta banyak pertanyaan selama pemeriksaan. Mulai dari pertanyaan bagaimana kabar, hingga ada keperluan apa di south africa, berapa lama disini, unya keluarga dll. Tapi mereka ramah dan menyenangkan.
Selesai melalui pintu ini dianggap sah untuk memasuki negara ini. Kalian akan melewat tulisan besar bertuliskan “Welcome To Mother City”. Setelah itu kalian akan disambut oleh pilihan kios yang menwarkan jasa taksi serta tempat menginap. Pilih taksi yang aman dengan ukuran bayar menggunakan meter. So.. welcome to Cape Town madam! Enjoy your trip!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar