Mendengar berita
gembira tentang Cio. Saya berinisiatif untuk membesuk Cio hari ini (19/01/2013).
Bersama @arabubun yang juga bersama kawan kawan serta saudaranya, mereka
berhasil mengumpulkan sedikit rejeki untuk diberikan kepada Cio dan keluarga
serta korban banjit kampong melayu lainnya yang sebelumnya mereka sambangi.
Ditemui di Wisma
PKBI Hang jebat Jakarta Selatan. Cio Hasnandi terbaring di kasur dengan seprai
putih. Bayi mungil yang menjadi buah bibir timeline saya kemarin, menggunakan
baju dan celana pendek berwana kuning. Rombongan kami yang datang bersama sama
juga menemui Parsandi (22th) ayahnya dan Evi Damayanti (20 th) serta Nurhasanah
sang nenek yang ditemui siang tadi sedikit bercerita kepada saya.
Dengan izin sang ibu
saya mengajukan banyak sekali pertanyaan. Dan Evi bercerita dengan tenang. “Cio
lahir di Bidan mbak, persalinan normal. Waktu itu lehernya belum sebesar ini. Hanya
seperti benjolan kecil. Bidannya sih bilang, ini ada masalah dengan kelenjar
harus segera dibawa ke dokter dan diperiksa. sekarang tambah besar kelenjar dilehernya. Sudah kita bawa ke RSCM, katanya harus
dioperasi. Tapi KK(katu keluarga) kita belum jadi mbak. Cuma nama ayahnya sama
si Cio aja yang ada dalem kk itu, nama saya belum ada. Jadi harus dibikin yang
baru dulu, baru kita bisa dapet bantuan.”
Sang nenek,
Nurhasanah yang masih terkejut dengan kedatangan kami pun juga bercerita
tentang biaya berobat yang cukup mahal karena belum memiliki Kartu GAKIN (Keluarga
Miskin), “kalo Cuma control 20 ribu sampe 40 ribu mah saya masih bisa mbak. Tapi
ini kan udah harus mulai cek darah. Kemaren bayar dokter hampir 250 ribu dan
cek darah 580 ribu. Pas disuruh cek darah lagi hampir sejuta, saya ga sanggup.”
Jadi Cio hingga saat
ini belum mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak medis. Sedangkan saya
yang sempat menggendong dan memberikannya susu formula yang sudah dibuatkan
sang ibu, mendengar deru nafas yang sangat cepat, seperti kesulitan bernafas
atau apalah itu saya juga tidak mengerti. Tapi saya yakin dengan kelenjar getah
bening yang membesar seperti itu Cio harus segera mendapat bantuan pengobatan.
Lalu saya juga
menanyakan terkait pemberian susu karena usianya yang masih sangat kecil,
2bulan. Evi mengatakan bahwa, “kalau hanya diberikan asi Cio nya ga cukup mbak,
harus ditambah dengan susu formula.” Evi juga menjelaskan bahwa dia dan
suaminya sehari hari tidak bekerja, hanya menjaga Cio. Dulu sang Ayah, sempat
bekerja di restaurant, namun berhenti karena harus bolak balik mengantar Cio ke
rumah sakit. Dan penghasilan mereka hanya didapat dari sang nenek yang sehari
hari menjahit dan sang kakek yang bekerja serabutan.
Ternyata memindahkan
Cio ketempat yang lebih nyaman belum menyelesaikan masalah. Tindakan selanjutnya
adalah mencari orang2 yang bersedia menyisihkan tabungannya untuk biaya operasi
Cio, jika memang mereka tidak bisa mengakses GAKIN. Atau jika bisa, biaya
tersebut dapat digunakan untuk kehidupan sehari hari seperti makan, pampers dan
nutrisi lainya. Selanjutnya saya juga sudah mengontak @aimi_asi dan
@sarikailaku untuk atang ke Wisma PKBI, barangkali teman2 dari AIMI Asi bisa
hadir dan member dukungan kepada sang ibu. Memotivasi Evi untuk memompa asi-nya
agar Cio bisa tetap sehat, karena di usia 2 bulan ASI sangatlah penting.
Mungkin cerita Cio
hanya sebagian kecil dari anak anak yang menjadi korban banjir lainnya. Namun saya
ingin mengawali dengan Cio. Jika teman2 ingin membesuk Cio, bisa menghubungi Nurhasanah
sang Nenek di nomor telfon +6287880628660. Dari berita yang saya dapat mereka
masih akan menetap di Wisma PKBI sampai waktu yang belum bisa ditentukan karena
musibah banjir Jakarta ini.
Sedikit yang kita
lakukan, besar artinya untuk mereka.
Terima kasih banyak @alfonsopenjahat,
@arabubun, @niluhwayanayu, @sherenazein dan kawan2 PKBI untuk proses evakuasi Cio
dan keluarga. God Bless you all good people!
Ayu Oktariani
(19/01/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar