Selamat Pagi..kamu... Yes..kamuu..
Tulisan hari ini saya dedikasikan buat kamu. Kok ngirim suratnya di Blog? Well, This is me. Saya yang apa adanya, ga ragu buat orang tahu siapa yang saya sayang. Dan ternyata orang yang saya cintai itu adalah kamu. Pria keturunan Padang yang bermukim di Jawa Barat, tepatnya Bandung.
Rasanya setiap hari pingin nulis soal perasaan saya terhadap kamu. Selalu saya sisipkan di beberapa twit saya yang emang suka keliatan lebay. But I don't care. Saya gak melakukan hal kriminal. Saya mengekspresikan rasa sayang saya lewat kata yang kurang dari 140 karakter. Rasanya tiap hari pingin bilang i love you atau saya sayang sama kamu. Dan sudah di lakukan memang. Semoga aktifitas itu ga bikin kamu bosen yah sama saya.
Just remind you, dulu saya teh manggil kamu kang Febby, duluu sekali.. Pas kita suka bbm-an sampe jam 2 pagi itu loh. Kan ga ada yang tau kalo sebenernya.. #eh apa sih.. #abaikan.
Dan pagi ini, saya masih belum bosen mengungkapkan sejuta sayang saya sama kamu. Dan blog ini, biasanya jadi tempat mengadu kedua setelah Tuhan.
Seperti yang pernah saya sampein, this is my first Long Distance relationship. Tangerang Selatan - Bandung. Jadi Bagaimana rasanya? *kemudian hening* well.. This is not easy ternyata. Makin bilang ai lop yu, makin edan kangennya. Makin kangen, makin lebay dan ekstraordinary berlebihan di sosial media. Saya malah jadi takut nanti kamu kabur karena saya over reaction. Tapi semoga ga. Semoga kamu bisa memahami situasinya. Semoga kamu memahami betapa galaunya saya.
Perasaan yang bertumbuh sejak 2 bulan terakhir ini membuat saya semakin bijak dalam berfikir. Kenapa? Karena jarak ini mengajarkan saya untuk sabar. Jarak ini diciptakan Tuhan agar saya memelihara rindu. Agar saya memelihara perasaan saya terhadap kamu. Ternyata jarak ini adalah yang terbaik buat saya khususnya dalam membina hubungan dengan orang lain. Loh, kenapa?
Saat saya punya hubungan jarak dekat. Intensitas dan fokus saya akan beralih kepada hubungan saya tersebut. Namun Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Baik. Beliau mengingatkan saya kembali bahwa Prioritas hidup saya adalah Malika dan pekerjaan. Dan Tuhan pertemukanlah saya sama si pipi tembem dan menggemaskan ini. Jarak Bandung dan Tangerang Selatan memang tidak begitu jauh, namun cukup jauh untuk saya menjadi tidak fokus dengan hidup saya.
Terima kasih Tuhan untuk mengingatkan saya bahwa, kebahagiaan saya adalah kebahagiaan Malika. Dan kelak Malika yang akan memilihmu.. Bukan saya.
Dear papi..
Cieee manggilnya papi.. *suatu kali ada kawan berkata seperti itu. Dan kamu pun menjawab dengan "iya mami sayang". Bahagia rasanya ada yang mengembalikan kebahagiaan ini. Kepercayaan diri serta motivasi dalam menjalani kehidupan. Semua pesan singkat melalui bbm, telfon tengah malam dan mention mention di sosial media. Itu memberikan saya energi baru. apalagi kehadiranmu..
Terima kasih untuk mulai berhenti merokok demi kesehatan kita semua. Terima kasih untuk mengingatkan saya tidak menggunakan gadget selama di kendaraan umum walaupun saya masih sering khilaf. Terima kasih untuk Pelukan dan Ciuman berbentuk virtual berupa tulisan dan ikon saja. Terima kasih untuk ucapan selamat pagi yang menarik bibir saya untuk tersenyum dan bersemangat mengawali hari. Terima kasih untuk memperkenalkan saya pada sahabat, teman bahkan mantan kamu.. Semoga kita jadi keluarga besar. Terima kasih juga sudah menerima kami (saya dan malika) apa adanya.
Terlalu dini untuk menyelam terlalu dalam. Terlalu pagi untuk terbang lebih tinggi. Namun jujur perasaan ini sudah terkontaminasi cintamu. Kau ajak aku untuk sungguh sungguh dan yakin, bahwa bersama kita bisa saling mengisi. Bahwa dengan kebersamaan ini, kau dan aku bisa sama sama belajar, tentang apa apa yang belum aku/kau ketahui.
Semoga Tuhan selalu mendengar doa kita. Di setiap sujud dan doa ku. Beside Malika, Health and Happiness, I ask God to keep our hearts together.
Aku merindukan mu, layaknya menanti sinar pagi dan teh hangat yang selalu menghangatkan.
Terima kasih Febby Lorentz! I love you dear..
Tulisan hari ini saya dedikasikan buat kamu. Kok ngirim suratnya di Blog? Well, This is me. Saya yang apa adanya, ga ragu buat orang tahu siapa yang saya sayang. Dan ternyata orang yang saya cintai itu adalah kamu. Pria keturunan Padang yang bermukim di Jawa Barat, tepatnya Bandung.
Rasanya setiap hari pingin nulis soal perasaan saya terhadap kamu. Selalu saya sisipkan di beberapa twit saya yang emang suka keliatan lebay. But I don't care. Saya gak melakukan hal kriminal. Saya mengekspresikan rasa sayang saya lewat kata yang kurang dari 140 karakter. Rasanya tiap hari pingin bilang i love you atau saya sayang sama kamu. Dan sudah di lakukan memang. Semoga aktifitas itu ga bikin kamu bosen yah sama saya.
Just remind you, dulu saya teh manggil kamu kang Febby, duluu sekali.. Pas kita suka bbm-an sampe jam 2 pagi itu loh. Kan ga ada yang tau kalo sebenernya.. #eh apa sih.. #abaikan.
Dan pagi ini, saya masih belum bosen mengungkapkan sejuta sayang saya sama kamu. Dan blog ini, biasanya jadi tempat mengadu kedua setelah Tuhan.
Seperti yang pernah saya sampein, this is my first Long Distance relationship. Tangerang Selatan - Bandung. Jadi Bagaimana rasanya? *kemudian hening* well.. This is not easy ternyata. Makin bilang ai lop yu, makin edan kangennya. Makin kangen, makin lebay dan ekstraordinary berlebihan di sosial media. Saya malah jadi takut nanti kamu kabur karena saya over reaction. Tapi semoga ga. Semoga kamu bisa memahami situasinya. Semoga kamu memahami betapa galaunya saya.
Perasaan yang bertumbuh sejak 2 bulan terakhir ini membuat saya semakin bijak dalam berfikir. Kenapa? Karena jarak ini mengajarkan saya untuk sabar. Jarak ini diciptakan Tuhan agar saya memelihara rindu. Agar saya memelihara perasaan saya terhadap kamu. Ternyata jarak ini adalah yang terbaik buat saya khususnya dalam membina hubungan dengan orang lain. Loh, kenapa?
Saat saya punya hubungan jarak dekat. Intensitas dan fokus saya akan beralih kepada hubungan saya tersebut. Namun Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Baik. Beliau mengingatkan saya kembali bahwa Prioritas hidup saya adalah Malika dan pekerjaan. Dan Tuhan pertemukanlah saya sama si pipi tembem dan menggemaskan ini. Jarak Bandung dan Tangerang Selatan memang tidak begitu jauh, namun cukup jauh untuk saya menjadi tidak fokus dengan hidup saya.
Terima kasih Tuhan untuk mengingatkan saya bahwa, kebahagiaan saya adalah kebahagiaan Malika. Dan kelak Malika yang akan memilihmu.. Bukan saya.
Dear papi..
Cieee manggilnya papi.. *suatu kali ada kawan berkata seperti itu. Dan kamu pun menjawab dengan "iya mami sayang". Bahagia rasanya ada yang mengembalikan kebahagiaan ini. Kepercayaan diri serta motivasi dalam menjalani kehidupan. Semua pesan singkat melalui bbm, telfon tengah malam dan mention mention di sosial media. Itu memberikan saya energi baru. apalagi kehadiranmu..
Terima kasih untuk mulai berhenti merokok demi kesehatan kita semua. Terima kasih untuk mengingatkan saya tidak menggunakan gadget selama di kendaraan umum walaupun saya masih sering khilaf. Terima kasih untuk Pelukan dan Ciuman berbentuk virtual berupa tulisan dan ikon saja. Terima kasih untuk ucapan selamat pagi yang menarik bibir saya untuk tersenyum dan bersemangat mengawali hari. Terima kasih untuk memperkenalkan saya pada sahabat, teman bahkan mantan kamu.. Semoga kita jadi keluarga besar. Terima kasih juga sudah menerima kami (saya dan malika) apa adanya.
Terlalu dini untuk menyelam terlalu dalam. Terlalu pagi untuk terbang lebih tinggi. Namun jujur perasaan ini sudah terkontaminasi cintamu. Kau ajak aku untuk sungguh sungguh dan yakin, bahwa bersama kita bisa saling mengisi. Bahwa dengan kebersamaan ini, kau dan aku bisa sama sama belajar, tentang apa apa yang belum aku/kau ketahui.
Semoga Tuhan selalu mendengar doa kita. Di setiap sujud dan doa ku. Beside Malika, Health and Happiness, I ask God to keep our hearts together.
Aku merindukan mu, layaknya menanti sinar pagi dan teh hangat yang selalu menghangatkan.
Terima kasih Febby Lorentz! I love you dear..
so sweet mbak... :)
BalasHapus