Memiliki kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan
Ramadhan. 30 hari dimana orang melakukan
banyak kebaikan, tanpa henti, tanpa kenal lelah dan tanpa mengenal waktu. Saat saat
dimana semua umat manusia berbondong – bondong bersujud di atas sajadah,
menggunakan busana terbaiknya. Waktu yang hebat. Seperti tanpa perintah, semua
tergerak untuk menyebut nama Tuhan. Meng-agungkan kebesaranNya.
But, I haven’t done much this time..
Dulu.. sejak SD saat khatam Al-Qur’an untuk pertama kalinya.
Gak pernah saya absen untuk bertadarus setelah shalat subuh dan selepas shalat
maghrib. Lalu selalu bersemangat untuk berangkat ke masjid bersama sama teman
teman sepermainan untuk menunaikan ibadah shalat teraweh walaupun kadang lebih
banyak senda gurau di dalamnya.
Sekarang.. bulan ini tak ubahnya bulan bulan lain dalam
hidupku. Tidak terlalu menggebu gebu menjalaninya. Tidak seperti terobsesi
untuk eksis di dalamnya. Karena buatku, lakukanlah untuk dirimu.. jangan sampai
siapapun tahu apa yang kau lakukan di bulan ini. Sekalipun semut yang sengaja
lewat, jangan biarkan ia mengintip dan mendengarmu menyebut nama-Nya. Karena itulah
ibadah sejati. Saat orang terlelap tidur dan tidak memperhatikan apa yang kau
perbuat.
Bulan ini tak berbeda dengan bulan lainnya. Karena segala
kebaikan yang kalian lakukan, apakah bertahan di 11 bulan ke depan. Mengapa hanya
melakukan kebaikan selama 30 hari. Sungguh manusia aneh. Melakukan kebaikan
untuk siapa? Untuk apa.. kalau Cuma 30 hari.
But I haven’t done much this time..
Ramai tempat tempat makanan menjelang pukul 6 malam. Resto, café,
rumah makan.. canda tawa, gurau terdengar dari suara silaturahmi antara
manusia. Teman semasa kecil, sejak TK sampai perguruan tinggi, teman satu
kantor, teman nongkrong bahkan bagi muda mudi yang asik memadu kasih. Tapi saya
tidak. Saya lebih senang menikmatinya dengan duduk manis di bis transjakarta,
dengan sebotol air mineral segar. Atau sambil duduk di ruangan di Jl.kayu
jati..menikmati kumandang adzan yang menandakan waktu menahan nafsumu sudah
selesai..
Lalu apakah dengan tidak makan dan minum kau bisa dikatakan
berpuasa. Bagaimana dengan keluhanmu sepanjang perjalanan kantor, bagaimana
dengan gelisahmu yang duduk dalam bis di tengah kemacetan, bagaimana jidatmu
mengkerut saat melihat setumpuk pekerjaan di meja kantor, atau kau menggila
melihat sale di departemen store yang menawarkan harga gila gilaan setiap 30
hari ini datang. Apakah ini cukup dikatakan berpuasa.
Makan ajalah kalo begitu! Hanya lapar dan dahaga yang kalian dapat..
Coba hari ini.. tulis di selembar kertas. Berapa banyak
kebaikan yang kalian lakukan dan keluhan atau peluh yang kalian komentari dalam
24 jam ke depan. Lalu lihat.. tentukan kualitas puasamu sendiri.. apakah dengan
menghindari makan dan minum, atau menjaga kebaikan dan control diri.
Sekian. Selamat pagi kawan.
*pict by Google
*pict by Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar