Setelah
perjalanan panjang, yang super menyenangkan dan juga melelahkan. Akhirnya tiba
kembali saya di Jakarta, kepada keluarga dan aktifitas sehari – hari. Sambil
duduk manis di kantor Indonesia AIDS Coalition dan menikmati puasa saya di
tanah air. Mungkin saya akan mulai membagi keda semuanya tentang perjalanan ke
Washington DC.
Seperti yang
pernah saya mention beberapa kali di twitter dan facebook, Pada tanggal 17 - 27
Juli 2012 saya mengikuti Internasional AIDS Conference (IAC) 2012 di Washington
DC. XIX International AIDS Conference diselenggarakan oleh International AIDS
Society (IAS) bekerjasama dengan mitra-mitranya antara lain: Global Network of
People Living with HIV (GNP+); the International Council of AIDS Service
Organizations (ICASO); The International Community of Women with HIV/AIDS (ICW)
dan United Nations Joint Programme on HIV/AIDS (UNAIDS).
Dalam konferensi ini,
saya di dukung penuh oleh Athena network. Kelompok besar yang bergerak di issue
perempuan dan fokus pada woman Networking Zone di Konfrensi internasional
tersebut. Bertemu dengan banyak orang dari berbagai Negara merupakan pengalaman
yang memperluas link serta networking untuk saya. Athena mendukung 10 orang
perempuan dari beberapa Negara untuk hadir dan belajar di Konfrensi tersebut.
10 orang diantaranya berasal dari Washington DC, Rusia, Spanyol, Argentina,
Puerto Rico, Namibia, Kenya, Jamaika dan saya dari Indonesia. Sebagai delegasi
satu satunya dalam networking yang berasal dari Asia, saya cukup berbangga
hati. Karena harapan saya, dapat lebih banyak belajar dari pengalaman dan kerja
kerja HIV AIDS dari teman-teman di tanah Eropa, Amerika dan Afrika, lalu akan
saya bagi kembali di tanah air.
Beberapa kegiatan yang saya ikuti pada
International AIDS Conference
1. 1. Gender aspects of HIV AIDS, New Prevention
strategies and Gender-Based Violence and HIV AIDS Beberapa panelis
diantaranya adalah berasal dari Athena network yakni Helena dan Tyler. Secara
keseluruhan mereka memberikan pandangan tentang perempuan dengan HIV dari
masing masing lembaga dan organisasi mereka. Secara personal, Helena membagikan
pengalaman tentang pengalaman perempuan yang hidup dengan HIV di Namibia. Serta
ada juga dr.Dazon Dixon President Sisterlove yang memberikan pandangannya
tentang perempuan.
2.
Pembukaan International AIDS Conference 2012 diadakan sore harinya di Ruang
utama. 24.000 orang peserta dari seluruh penjuru dunia hadir dalam perhelatan
besar ini. Agenda utama pertemuan ini antara
lain bertujuan untuk membahas kemajuan penelitian ilmiah serta memastikan
adanya dukungan finansial yang berkelanjutan dan kepemimpinan global untuk
upaya penanggulangan HIV dan AIDS.
Sambutan dalam acara pembukaan antara lain diberikan oleh Presiden International AIDS Society (IAS), Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Kathleen Sebelius, Presiden World Bank Jim Yong Kim, Direktur UNAIDS Michel Sidibé dan Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melalui video. Selama konferensi berlangsung lebih dari 3.600 abstrak ilmiah dengan berbagai topik akan dipresentasikan, untuk agenda dan jadwal kegiatan selengkapnya dapat dilihat di website www.aids2012.org . And I feel so excited cause I feel lot of power and energy around at the begining. Everybody realize that HIV is no longer personal issues, its whole world responsibility.
3.
Activities with YouthLEAD
Sedikit tentang YouthLEAD (fokus pada
Youth Leadership, Pendidikan, Advokasi dan
Pembangunan) adalah jaringan populasi
kunci untuk
orang muda di Asia dan Pasifik. bertujuan untuk mengembangkan
kepemimpinan teman2 Youth MSM, pekerja seks, IDU’s, transgender, dan ODHA. Youth LEAD mengangkat suara-suara populasi kunci Youth dengan mempengaruhi peristiwa penting seperti konferensi AIDS regional dan internasional. Tujuan utama
dari Youth LEAD adalah untuk menciptakan sebuah
platform untuk jaringan, advokasi
bagi pemuda-spesifik kebijakan dan
program, dan membangun kapasitas
untuk kepemimpinan masa depan.
Melakukan Interview serta liputan bersama YouthLEAD adalah hal yang menyenangkan. Terutama karena saya adalah orang yang sangat luar biasa aktif. Thaw Zin Aye menjadi pengambil gambar dan saya yang menjadi reporter. Menanyakan kepada beberapa pengunjung tentang apakah mereka memiliki pesan untuk Populasi kunci orang muda? young msm, young people living with HIV. And the greatest one is, I have interviewing Michel Sidibe (Direktur UNAIDS). Videonya bisa dilihat disini http://www.facebook.com/photo.php?v=504579012891193
4.
“leading
the way in Asia - Mapping, mobilizing and building capacity of young key
affected populations.” skills building session with YouthLead and
UNESCO. Oldri Sherly menjadi salah satu Panelis didalamnya. Dan bersama sama
dengan tim YouthLEAD lainnya saya menjadi fasilitaror yang membantu
menyukseskan acara ini. Acara yang cukup interaktif, karena tidak seperti sesi
lainnya yang cukup monoton. YouthLEAD mengemas acara ini seperti skill
building. Merangsang peserta sesi yang hadir untuk berdiskusi satu sama lain. Its
a great session, because everybody get interaction each other, is so young
session, not too serious and boring but have a good impact.
5.
Menghadiri Plennary Session di ruang utama. Presentation
menarik dari Phil Wilson, director of Black AIDS organization, yang membagi
informasi tentang apa yang Black AIDS Organization lakukan di Negara mereka.
Hal penting yang menurut saya menarik adalah 5 steps to end AIDS, salah satunya
tentang orang yang hidup dengan HIV harus mulai bersuara dan bicara. Jangan
hanya menuntut namun menutup diri. Bagaimana dunia bisa mengerti dan memahami
kalau odha-nya sendiri memilih untuk diam dan sembunyi. Show to people that you
are beautiful, strong, empower and believe in yourself that you are part of the
solution.
Sekretaris Amerika Serikat Hillary Clinton juga berbicara dalam
plenary session ini. Ada 3 poin utama yang disampaikannya yaitu:
·
dana untuk membawa 600.000
orang lebih ke pengobatan,
selain 4 juta sudah
menerima obat antiretroviral melalui
Rencana Presiden AS untuk AIDS Relief (PEPFAR);
·
menyediakan lebih layanan
kesehatan untuk perempuan
HIV-positif hamil dengan terapi sehingga anak-anak yang belum lahir mereka bebas HIV, dengan tujuan mencapai
1,5 juta tahun depan dan mengurangi penularan menjadi nol pada tahun 2015;
·
investasi
di program Sirkumsisi (sunat), yang telah terbukti mengurangi kemungkinan penularan virus dengan lebih dari 60 persen. AS
akan menyumbang $ 40 juta tahun ini untuk membantu 500.000 orang Afrika Selatan menjalani
sunat.
6.
Sangat
tertarik pada sudut ruangan besar bernama Global Village. Tempat dimana
tersedia Booth informasi dan ruang untuk berjejaring untuk semua penggiat HIV
AIDS. Boothnya para aktifis AIDS dan organisasi dari penjuru dunia ada di
global Village ini, juga salah satunya adalah Woman networking Zone tempat
berkumpul dan berkegiatannya Perempuan. Baby rivona banyak mengisi sesi di WNZ
ini.
Juga booth di exhibition room yang menghadirkan booth yang lebih
edukatif karena lebih banyak , penyedia jasa kesehatan, pabrik farmasi dan
media dari Government di beberapa Negara. Yang menarik adalah ada salah satu
Booth dari produsen alat cd4 test. Harga yang tidak murah pastinya, namun alat
ini sangat efisien karena bisa menjangkau desa terpencil di Indonesia. I imagine if
Indonesia have it one, and we can do like mobile cd4 test to people that
untouchable in a small and hiden village.
7.
Bersama
Athena Network menghadiri sesi African
culture related to HIV prevention. Mendapat pandangan yang berbeda tentang
kultur budaya Afrika yang sangat mempengaruhi program program pencegahan dan
penanggulangan HIVAIDS.
8.
Soft Launching Film ‘HARUS’
bersama IPPI. Di
tayangkan 2x di tempat yang berbeda. Yang pertama di Asia pacific networking
Zone dan yang kedua di Woman networking Zone. Kedua acara ini sangat menarik,
karena film yang dibuat dengan waktu dan dana yang sangat terbatas mendapat
banyak pujian dari teman teman di International AIDS Conference. Film yang memiliki
kekuatan budaya Indonesia dan sangat menyentuh ini juga tak luput dari kritikan
tentang kurangnya angka serta data valid tentang kasus kekerasan yang terjadi
pada perempuan yang hidup dengan HIV di Indonesia.
9.
Menghadiri
Sesi Monitoring and Evaluating in the
context of HIV and women's rights: shapping the evidence based.
10.
Session with Save the children. Sebagai salah satu perwakilan
Youth LEAD yang mendapat kesempatan bicara, apa yang saya sampaikan lebih ke
personal. Seperti siapa saya, apa yang saya lakuakn di Indonesia bersama IPPI, Indonesia
AIDS Coalition dan Youth LEAD. Serta apa yang terjadi dengan perempuan muda
yang hidup dengan HIV di Indonesia. Juga sharing bagaimana merawat anak dengan
HIv karena terkait dengan program Save the Children.
*Pic Koleksi Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar