Silent Mode on Blackberry.
Aku menyamarkan kesedihan dengan menyemarakkan kebahagiaan.. (Erdianji)
Kau bilang kau ingin membahagiakanku.
Namun disaat kata kata itu terucap kau membuatku menangis hanya dengan
tatapanmu.
Bahasa tubuh dan sikapmu membuatku menjerit, dalam hati.
Kini aku kembali dalam kebimbangan.
Entah harus kutulis apa? Harus kah kulanjutkan tulisan ini?
Beribu kali pernah kuceritakan kisah cinta abadiku dengan nya yang
telah kembali.
Harus bilang apa akupun tidak pernah mengerti.
Cinta yang terikat erat.
Cinta yang amat sangat dia miliki.
Hingga aku hanya bisa bernafas dalam ruang oksigen miliknya.
Itupun terkadang menyesakkan.
Aku sering bilang itu indah, ya memang.
Itu cinta paling indah yang pernah kujalani.
9 tahun hanya mencintainya.
“Kau masuk kedalam hidupku, dan jangan pernah melangkah keluar.”
Apa yang harus kusebut dengan itu?
Itulah cintaku dulu.
Tanpa teman, tanpa kawan tanpa sahabat.
Kawanku hanya malika. Hanya buku. Hanya tayangan televisi.
Ruangku bernafas hanya ruangan yang dibatasi oleh pintu itu.
Meramaikan diri dalam kesepian. Aku bisa melakukan itu dulu.
Mana cinta yang kuagungkan?
*kemudian hening*
Oh.. Cinta yang kembali diikat. Oleh tali yang tidak terlihat.
Dan betsi pun mungkin tertawa.
Lalu setelah ini apa?
Aku pun tidak berani membayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar