ini kali pertama saya main film. bukan Film nasional yang diputar di seluruh bioskop di Indonesia. ini film dokumenter-nya Ikatan Perempuan Positif Indonesia. Film yang sengaja dibuat, sebagai bentuk keprihatinan IPPI terhadap kasus kekerasan yang menimpa perempuan yang hidup dengan HIV ataupun terdampak HIV.
saya bukan artis papan atas yang akting nya ciamik. saya juga bukan pemain film profesional yang memiliki kualitas baik di depan kamera. tapi entah kenapa, saat mendengar film ini akan dibuat saya sangat excited. bersemangat. apalagi saat ditawarkan untuk menjadi sosok 'Eli' si pemeran utama. awalnya sih saya berfikir, apakah saya bisa? karena sosok Eli ini adalah, perempuan Jawa Barat dengan segala budaya dan adat sunda, dan saya ? Bahasa Sunda aja ga bisa! gimana mau memerankan Eli? Lalu Sang penulis naskah, teteh iie.. juga Ibu Baby, meyakinkan saya bahwa saya bisa. karakter Eli ada pada saya.
Dan hari ini, saya bersama bani Risset, yang kebetulan rekan kerja di IAC, yang juga berperan sebagai Yaya, dalam film tersebut. kami akhirnya melihat hasil karya, rekan - rekan IPPI dan semua pemain filmnya. bangga dan salut! bukan melihat diri saya sendiri yang berperan alakadarnya.
ini adalah 2 orang hebat yang membantu lancarnya film ini. ada Ripe (kaos kuning) dan Koda (yang pakai topi). menjadi sosok Eli ternyata ga semudah yang saya bayangkan. menghayati peran seorang Eli yang penderitaannya tanpa akhir. yang kisah hidupnya ga pernah selesai. Koda dan Ripe banyak membantu saya untuk mendalami karakter. menangis tersedu sedu, marah, membaca naskah dengan baik, menjiwai emosi yang Eli rasakan.
Koda dan kang Dodi (ga ada fotonya :p) mengambil gambar dari sudut yang ga diduga. mungkin kelihatannya biasa aja, atau mungkin karena saya ga biasa dengan dunia perfilm-an. tapi buat saya orang orang ini luar biasa. nongkrong sampe malam utnuk memastikan setiap scene dalam film dapat terpenuhi. serta tidak lelah memberikan arahan kepada saya dan pemain lainnya dengan sangat baik.
Baby Rivona sosok yang biasa dikenal sebagai koordinator nasional Perepmpuan positif Indonesia adalah salah satu idola saya. Baby adalah perempuan kuat, dan hebat yang memberikan saya banyak pencerahan. memberikan saya penyadaran bahwa saya juga manusia. saya belajar banyak dari beliau. di film ini Baby berperan sebagai ibu mertua saya. sosok yang judes, tegas dan galak. sosok yang sangat menyayangi anaknya, membela apapun hal yang anaknya lakukan, walaupun hal tersebut akan menghancurkan perasaan Eli. Sang maestro pelukis wajah kita ini adalah
Egi Sulaeman pria manis yang membuat wajah saya menjadi cantik selama film berlangsung. membuat badan saya lebam lebam dan mendramatasir cerita melalui sentuhan tangannya yang fantastik. ini adalah salah atu hasil karya Egi saat saya mendapatkan perlakuan kasar dari Yaya (Bani Risset) suami saya dalam film itu. dan hasilnya luar biasa, saya benar benar seperti dipukuli sampai lebam.
dalam cerita tersebut Eli memiliki 2 orang anak. bernama Dodi dan Dara. suaminya Yaya tidak jelas pekerjaannya. lebih banyak memerintah menuntut dan marah - marah. sedangkan Eli, benting tulang bekerja untuk keluarga. Eli menjadi TKW di Malaysia, dan selalu mengirimkan uang untuk keperluan keluarga di Indonesia. namun yang didapatnya setelah pulang kembali ke tanah air adalah, suami yang suka main perempuan, dan membawa kehidupan baru dalam keluarga mereka.
HIV menjadi isu utama yang disampaikan dalam cerita ini. dimana digambarkan bahwa Yaya tidak mengakui bahwa dialah Sang Pembawa maalah di keluarga tersebut. Eli yang bersusah payah mencari nafkah dituduhnya membawa penyakit datang ke keluarga ini. Dara, anak manis yang tidak berdosa.dalam Film ini, Dara anak bungsu mereka terinfeksi HIV dan meninggal karena tidak tertolong. konflik pun semakin memanas saat status HIV Eli, menghalanginya untuk bisa kembali bekerja di Malaysia.
Film yang berlatar belakang budaya Jawa barat ini berjudul 'HARUS' film yang akan di launching pada Internasional AIDS Conference di Washington DC ini, angat membanggakan. dengan harapan film ini dapat membuka mata masyarakat bahwa hal ini masih sangat banyak terjadi. berpegangan pada data penelitian kasus kekerasan pada perempuan positif dan terdampak HIV, Anggota IPPI di 8 provinsi yang menjadi peserta penelitian mengaku mendapatkan kekerasan, banyak kekerasan. baik dari pasangan, keluarga maupun masyarakat. baik kekerasan ekonomi, sosial, budaya. dan HIV menjadi dampak terbesar dari semuanya.
anak bisa menjadi korban dan lagi lagi, perempuan yang disalahkan.
Saya pribadi dengan suka cita berterima kasih kepada Ikatan Perempuan Positif Indonesia yang memberikan saya kesempatan untuk terlibat kedalam film ini. Baby, Oldri, Aci, Dwi, iie, Naomi, dan seluruh teman - teman IPPI. terima kasih untuk Indonesia AIDS Coalition yang memberikan saya ijin untuk tidak masuk kerja selama syuting berlangsung. buat Kang Koda, Kang Ripe dan kang Dodi yang menjadi tim luar biasa dri mulai briefing, reading, shooting, recording hingga editing. ga cape ngajak saya untuk mengulang adegan jika dirasa kurang maksimal dan mengulang rekaman narasi saat saya dengan lebay membaca sehingga kurang enak didengar. terima kasih juga yang sedalmnya untuk semua pemain hebat, yang sama kayak saya. kita bukan artis cyn.. tapi kita memiliki dedikasi tinggi. melihat impact yang lebih besar lagi saat film ini selesai. teteh Lola Lamanda yang setia bersama kang bani hingga film ini selesai. untuk mas Aulia Ahmad dan Melanin Band terima kasih untuk lagu indahnya. kalian semua luar biasa. saya seperti baru saja menerima Academy Awards untuk best Actress. tapi karena ini blog saya, saya akan memuaskan dahaga saya untuk mengucapka terima kasih yang paling besar pada Malika Nasya Annajma. kekuatan terbesar dalam hidup saya.
ahh.. akhirul kata.
sepulang dari Washngton DC nanti, sepertinya akan ada Nonton bareng. kita akan lihat bagaimana nanti.
terima kasih, kalian semua hebat.. jangan cepat puas, terus berusaha dan menghasilkan energi baik untuk orang lain!
16.11 wib July 18th 2012
*Pic Koleksi pribadi
penasaran sama dokumenternya! :D
BalasHapus